PADANG, HARIANHALUAN.ID — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) terus berupaya menggenjot pengembangan potensi energi panas bumi (geothermal) yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota. Langkah ini diharapkan mampu menjadikan Sumbar sebagai daerah lumbung Energi Baru Terbarukan (EBT) terbesar di Pulau Sumatera.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar, Helmi Heriyanto mengungkapkan bahwa Sumbar memiliki total 20 titik potensi geothermal dengan kapasitas keseluruhan mencapai 1.705 megawatt elektrik (MWE). Hingga saat ini, baru lima titik potensi yang telah ditetapkan sebagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) maupun Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (WPSPE).
“Kelima titik itu antara lain, WKP Liki Pinang Awan di Kabupaten Solok Selatan (Solsel), WKP Gunung Talang-Bukit Kili di Kabupaten Solok, WPSE Bonjol di Kabupaten Pasaman, WPSE Singgalang-Tandikek di Tanah Datar, dan WPSE Koto Sani Tanjung Bingkuang di Kabupaten Solok,” ujarnya kepada Haluan, Kamis (10/7).
Dari lima lokasi tersebut, satu-satunya WKP yang telah berproduksi hanyalah WKP Pinang Awan di Kabupaten Solsel. Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal (PLTG) yang dioperasikan oleh PT Supreme Energi Muaralaboh itu punya potensi 220 megawatt dan telah memasuki tahapan commercial operation date (COD) atau penambahan kapasitas sebesar 85 megawatt sejak bulan Desember 2019 lalu.
Sementara progres WKP Gunung Talang-Bukik Kili di Kabupaten Solok hingga kini masih tertunda imbas penolakan masyarakat sekitar beberapa tahun yang lalu. WKP di lokasi ini, sebelumnya telah memasuki tahapan eksplorasi oleh PT Hitay Daya Energi dengan potensi 20 megawatt.
Di samping punya dua titik potensi panas bumi yang telah ditetapkan sebagai WKP, Sumbar juga memiliki tiga titik lokasi potensi energi geothermal yang telah ditetapkan Kementerian ESDM sebagai Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (WPSPE).