Catatan : Hasril Chaniago
Shadian hanyalah sebuah kota kecamatan berpenduduk sekitar 20.000 jiwa, mayoritas Muslim Hui. Tapi di kota kecil itulah terdapat masjid terbesar di seluruh Tiongkok, yaitu Masjid Raya Shadian. Masjid ini terletak di pusat Kota Shadian, Kabupaten Gejiu, Prefektur Honghe, bagian Provinsi Yunnan yang berbatasan langsung dengan Vietnam.
Kami sampai di Shadian hari Senin 23 Juni sekitar pukul 15.30 setelah menempuh perjalanan lebih kurang enam jam dari Kota Chu Xiong. Decak kagum dari anggota rombongan Safari Yunan tak terhindari lagi begitu bus kami memasuki sebuah boulevard lebar, dan di hadapan berdiri dengan megahnya Masjid Raya Shadian yang menjadi tujuan kunjungan kami. “Bangunannya mungkin lebih luas dari Masjid Raya Sumatera Barat,” gumam mantan Gubernur dan Mendagri Gamawan Fauzi ketika berada di dalam masjid ini.
Sejak dua dekade belakangan, berkat masjid tersebut, Shadian dikenal sebagai pusat komunitas Muslim terbesar di Yunnan, terutama dari etnis Hui, dan memiliki sejarah yang unik terkait perkembangan Islam di Tiongkok. Karena keunikan tersebut, Shadian juga dijuluki sebagai “Little Mecca of China” atau “Mekah Kecil Tiongkok”.
Selain Masjid Raya, di kota ini juga terdapat sekitar 15 masjid besar dan kecil. Shadian juga memiliki banyak madrasah, restoran dan toko halal, serta merupakan salah satu pusat studi Islam di Yunnan. Dalam sepuluh tahun belakangan, Shadian juga berkembang menjadi pusat industri makanan halal dan destinasi kunjungan wisata religi dari wisatawan dalam dan luar negeri.
Kota ini menjadi pusat kegiatan Islam bukan hanya bagi penduduk Shadian. Tetapi juga bagi sebagian besar Muslim yang terdapat di Prefektur Honghe dan Yi. Menurut sensus 2010, jumlah penduduk Muslim di Honghe hampir 75.000 orang atau sekitar 1,6 persen dari total populasi wilayah itu yang berjumlah sekitar 4,5 juta jiwa.
Sejarah kehadiran Islam di Shadian dapat ditelusuri kembali ke masa Dinasti Ming (1368–1644), ketika banyak Muslim Hui bermigrasi ke wilayah Yunnan. Shadian mulai berkembang sebagai pemukiman Muslim yang penting karena letaknya yang strategis di jalur perdagangan ke Asia Tenggara dan pusat interaksi antara berbagai etnis.