PADANG, HARIANHALUAN.ID — Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat, puluhan hektare kawasan hutan lindung di provinsi itu terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam sepekan terakhir. Kebakaran tersebut bahkan terindikasi disengaja oleh pihak-pihak tertentu untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan.
Kepala BKSDA Sumbar, Hartanto, mengatakan bahwa berdasarkan hasil ground check yang dilakukan menggunakan teknologi drone, kebakaran telah terdeteksi di empat titik kawasan konservasi. Total luas area terdampak mencapai lebih dari 80 hektare.
“Kawasan terdampak paling parah adalah Suaka Margasatwa (SM) Bukit Barisan dengan luas sekitar 80 hektare. Di SM Malampah terbakar sekitar satu hektare, di Taman Wisata Alam (TWA) Rimbo Panti sekitar setengah hektare, dan di TWA Air Putih di Kabupaten Limapuluh Kota sekitar 100 meter persegi,” ujar Hartanto kepada Haluan, Minggu (27/7/2025).
Berdasarkan analisis awal, BKSDA menduga kuat adanya unsur kesengajaan dalam kebakaran tersebut. Hartanto menyebut, motif yang paling mungkin adalah pembukaan lahan dengan metode pembakaran, yang kerap dilakukan secara tersembunyi oleh oknum tertentu.
“Di tengah cuaca ekstrem dan musim kemarau seperti sekarang, sangat kecil kemungkinan kebakaran terjadi secara alami. Indikasi kuat bahwa ini disengaja untuk membuka lahan,” ucapnya.
Hartanto mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran dalam bentuk apa pun, khususnya di sekitar kawasan konservasi. Menurutnya, praktek tersebut sangat berisiko memicu karhutla yang lebih luas dan sulit dikendalikan.
“Kami minta kerja sama semua pihak pemerintah, swasta hingga masyarakat untuk tidak membakar lahan. Edukasi harus terus digencarkan agar kesadaran masyarakat meningkat,” katanya.
Sebagai langkah mitigasi, BKSDA Sumbar telah memperkuat patroli rutin, khususnya di wilayah penyangga kawasan konservasi. Patroli ini sekaligus menjadi sarana sosialisasi langsung kepada masyarakat sekitar.