PADANG, HARIANHALUAN.ID — Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Sumbar, Doni Hendra mengatakan, terkait kejadian tragis ini pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan peninjauan dan koordinasi dengan pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.
“Kami sangat berduka atas kejadian ini. Tim sudah turun langsung ke lokasi glamping yang bersangkutan untuk memastikan kronologi dan kondisi pengelolaan fasilitas di lapangan,” ujar Doni Hendra kepada Haluan, Senin (13/10).
Doni menyebut, insiden ini menjadi peringatan keras bagi seluruh pelaku usaha pariwisata di Sumbar agar tidak mengabaikan aspek keselamatan dan keamanan pengunjung. Setiap pengelola, baik homestay maupun wisata berbasis minat khusus, seperti glamping, pendakian, maupun ekowisata, wajib mematuhi prinsip Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE).
“Ini momentum refleksi bagi kita semua. Prinsip CHSE bukan sekadar formalitas, tapi menjadi fondasi untuk menjamin keselamatan wisatawan. Setiap pengelola harus benar-benar memastikan fasilitas mereka aman dan layak,” tuturnya.
Ia menambahkan, Dispar Sumbar juga mendorong seluruh dinas pariwisata kabupaten/kota untuk memperketat pengawasan terhadap standar keamanan di lokasi usaha wisata, terutama yang melibatkan fasilitas berisiko tinggi seperti penginapan dengan peralatan gas, area camping, dan wisata air.
“Kami minta pemerintah kabupaten/kota untuk aktif melakukan inspeksi dan pembinaan. Tidak hanya menunggu kejadian, tapi mesti melakukan langkah pencegahan. Semua pelaku usaha harus mengantongi sertifikat CHSE sebagai bukti komitmen terhadap keamanan dan kenyamanan wisatawan,” ujar Doni.