“Rute ini dinilai sejalan dengan pengembangan Muslim Friendly Tourism (pariwisata ramah muslim) yang sedang digalakkan Sumbar. Oleh karena itu, ASITA siap memfasilitasi komunikasi antara Gubernur Sumbar, Gubernur Pattani, dan Sultan Kelantan untuk merealisasikan kerja sama pembukaan jalur ini,” kata Darmawi.
Selain membuka jalur wisata, ASITA juga menyoroti potensi edu-tourism atau pariwisata berbasis pendidikan. Pembukaan rute baru diyakini dapat menarik minat pelajar dari Malaysia dan Thailand untuk melanjutkan studi di Padang. Hal ini juga akan berdampak positif terhadap perekonomian daerah dan menjadikan Kota Padang sebagai pusat pendidikan internasional di Sumatera bagian barat.
ASITA, ucapnya, berharap seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat dapat memberikan perhatian serius terhadap sektor pariwisata. “Sebab, wisatawan yang datang ke Sumatera Barat tidak hanya membawa cerita indah. Tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap PAD dan pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Darmawi.
Menanggapi usulan ASITA Sumbar, Gubernur Mahyeldi menyampaikan apresiasi dan terima kasih. Ia menyambut baik berbagai ide pengembangan pariwisata Sumbar yang disampaikan, terutama dalam hal peningkatan hospitality (keramahan masyarakat) dan kualitas pelayanan.
Gubernur kembali menegaskan pentingnya regulasi yang jelas, baik berupa Perda maupun kebijakan teknis lainnya, guna memperkuat tata kelola sektor pariwisata. Gubernur juga menugaskan Dispar Sumbar untuk menindaklanjuti usulan pembentukan Satgas Pariwisata, dengan melakukan kajian dan penyusunan langkah konkret.
Perketat Pengawasan Penginapan
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur juga menyoroti kasus kematian seorang wisatawan di salah satu lokasi glamping di Nagari Alahan Panjang, Kabupaten Solok beberapa waktu yang lalu.