“Mantri (dokter hewan) kemudian melakukan pemeriksaan dan dia menyebut bahwa sapi-sapi saya terjangkit PMK,” kata dia.
Selain diberi pengobatan, dia juga harus telaten dalam membersihkan bagian kuku dari sapi dan kerbaunya itu. Pembersihan bagian kuku itu rutin dilakukan setiap hari, agar kondisi tidak makin parah.
Untuk biaya pengobatan, selama dua pekan terakhir dia bersama istri telah mengeluarkan sebesar Rp1,2 juta. “Kami terpaksa harus meminjam uang untuk memastikan sapi dan kerbau kami ini mendapat perawatan,” ujar dia.
Dia pun kini menumpangkan harapan kepada pemerintah daerah, agar ada bantuan yang didapatnya untuk dapat merawat sapi dan kerbaunya. Di Jorong Niur Kapalo Koto sendiri sudah puluhan hewan ternak yang terpapar PMK.
“Saya dan beberapa peternak lain belum menerima bantuan apa pun dari pemerintah. Kami tentu mengharapkan ada bantuan, agar hewan ternak kami bisa segera ditangani sebaik mungkin,” tutur Epi Harman.
Sayangnya, keluhan Epi Harmon dan beberapa peternak di Jorong Niur Kapalo Koto bahkan belum diketahui oleh kepala jorong sebagai pemerintahan terendah.