“Contohnya penyakit hepatitis yang tidak diketahui, monkey fox, dan lain-lain,” tuturnya.
Finny menyebut, untuk menekan jumlah penyakit campak di Sumbar usaha penting yang dapat dilakukan adalah memberikan dan melengkapi imunisasi pada bayi dan anak.
Saat ini, sejak dua bulan yang lalu pemerintah telah membuat program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), dengan kegiatan memberikan inunisasi dasar pada bayi dan anak yang imunisasinya belum lengkap, berapapun usianya.
Berikutnya, pada BIAN juga diberikan vaksin MR (Measles dan Rubella) yang sangat penting untuk menumbuhkan kekebalan terhadap virus morbilli (campak) dan virus rubella (dapat menyebabkan cacat pada otak, mata, telinga dan jantung anak). Vaksin MR ini diberikan berbasis sekolah-sekolah untuk usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun.
Ia mengajak orang tua untuk membawa anak-anaknya melengkapi imunisasi pada program BIAN ini. “Nah, bawalah, ikutilah kegiatan tersebut. Bawalah dan izinkanlah anak-anak kita diberikan imunisasi tersebut. Jika kita tidak mau, maka berarti kita telah membiarkan bayi dan anak-anak kita terjun ke medan perang (dunia luar) tanpa memberikan perlindungan kepada mereka. Ini adalah sikap yang tidak baik,” ucapnya.
Meningkatnya jumlah penyakit campak saat ini, disebutkannya, ada korelasinya dengan capaian imunisasi anak.