Pemerintah menambah alokasi bantuan sosial (bansos) sebesar Rp24,17 triliun untuk meredam dampak inflasi jika harga BBM pertalite dan solar naik. Bantuan itu diberikan dalam tiga bentuk. Pertama, BLT sebesar Rp150 ribu kepada 20,65 juta KPM. Dengan anggaran Rp12,4 triliun, BLT itu akan diberikan selama empat bulan senilai total Rp600 ribu. Namun, pemerintah menyalurkan bantuan dalam dua tahap kepada KPM.
Masing-masing keluarga akan mendapatkan Rp300 ribu dalam tahap pertama. Lalu, mereka akan kembali mendapatkan Rp300 ribu dalam tahap kedua.
Kedua, BLT untuk pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta per bulan sebesar Rp600 ribu. BLT itu hanya diberikan satu kali kepada 16 juta pekerja. Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp9,6 triliun untuk menyalurkan BLT tersebut.
Ketiga, pemerintah memberikan subsidi menggunakan 2 persen dari dana transfer umum, yaitu DAU dan DBH, sebesar Rp2,17 triliun untuk transportasi umum, seperti ojek.
Untuk menyiasati kenaikan harga BBM, kelas menengah bisa meningkatkan pendapatan. Misalnya, membuka usaha di mana BUMN bisa membantu misalnya dalam hal pembiayaan berbiaya rendah.
Saat ini, BUMN memiliki sejumlah program khusus yang menyasar ‘wong cilik’, misalnya pembiayaan Mekaar dari PT Permodalan Nasional Madani.