HARIANHALUAN.ID – Sekelompok massa yang mengatas namakan Gerakan Mahasiswa Pembebasan menggelar aksi protes menyuarakan penolakan atas kenaikan harga BBM di persimpangan di luar pagar Gedung DPRD Sumbar pada Jumat (9/9/2022).
Dalam orasinya, massa aksi menyerukan untuk kembali menegakkan ideologi Islam dan khilafah. Mereka menilai, khilafah adalah satu-satunya solusi untuk membebaskan masyarakat dari cengkeraman ideologi kapitalis yang menghisap dan menindas.
“Tuntutan kami hanya satu, tegakkan Islam di bumi pertiwi, bebaskan rakyat dari belenggu sistem demokrasi yang dikendalikan para kapitalis dan oligarki,” ujar Fikri, salah satu orator dari atas mobil komando.
Ia melanjutkan, kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM di tengah suasana masyarakat Indonesia baru saja pulih dari pandemi Covid-19, sangatlah tidak tepat dan berdampak kepada segala lini sektor kehidupan.
“Kebijakan ini adalah bentuk kezaliman, akar dari persoalan ini adalah karena diterapkannya sistem demokrasi yang dikendalikan para oligarki dan kapitalis. Kebijakan ini adalah imbas dari neoliberalisme yang mengakibatkan negara berbisnis dengan rakyatnya,” ucapnya.
Selain menyerukan untuk kembali ke sistem pemerintahan Islam, massa aksi juga menyatakan bahwa dalih pemerintah mencabut subsidi BBM dengan alasan membebani APBN sangatlah kontradiktif di tengah dilanjutkannya sejumlah mega proyek yang belum tentu dibutuhkan masyarakat, seperti pembangunan IKN dan kereta cepat.
Mereka menilai, hal itu juga membuktikan bahwa pemerintah hanya berpihak kepada para investor dan lebih tega mengorbankan masyarakat menengah dan berpenghasilan rendah ketimbang melakukan negosiasi penundaan pembayaran hutang kepada kreditur.
“Lalu dimana sisi keadilan dan pembelaan terhadap rakyat kecil oleh rezim dan partai yang hari ini berkuasa dan selalu menggaungkan dan menyatakan diri sebagai partai wong cilik, kenaikan BBM mencekik kami,” ujar salah satu orator.
Dipenghujung aksi, menjelang berkumandangnya azan Ashar, massa aksi mulai membacakan sejumlah tuntutan dan pernyataan sikapnya. Kemudian mereka membubarkan diri secara tertib menuju kampus UNP dengan menggunakan mobil komando yang mendapatkan pengawalan dari aparat kepolisian.
Diketahui, aksi protes yang dilakukan oleh massa dari Gema Pembebasan ini merupakan salah satu dari dua aksi lainnya yang digelar serentak di depan Kantor DPRD Sumbar.
Di luar pagar Gedung DPRD Sumbar, sempat terpasang sejumlah spanduk tuntutan, protes serta penolakan atas kenaikan harga BBM.
Hingga berita ini diturunkan, situasi di sekitar Gedung DPRD Sumbar terlihat mulai kondusif dan massa aksi mulai meninggalkan lokasi. Sementara aparat kepolisian masih terlihat sibuk mengatur lalu lintas. (*)