“Kemudian sekarang saya katakan kepada anak saya, terutama Brian sebagai Ketum HIPMI Sumbar. Saya terus mendorongnya untuk berbuat dan memberi manfaat kepada kampung halaman. Harus berani memulai tanpa keraguan. Saya bicara begini karena saya pelakunya, tidak hanya bicara teori. Mudah-mudahan perjalanan membangun kampung halaman diberi kelancaran,” ucapnya lagi.
Terakhir, Basko yang sempat berkaca-kaca menceritakan perjalanan hidupnya di hadapan puluhan pemuda itu, menuturkan bahwa di balik kesuksesannya tidak jauh dari berkat orang tua. Apapun yang terjadi ia selalu mengutamakan keduanya. Sebutnya, dua wanita yang paling berpengaruh dalam hidupnya adalah ibu dan sang istri.
Tidak hanya Basko, dalam acara sesi From Zero to Hero itu juga menghadirkan Wakil Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. Ia juga berkesempatan menceritakan pengalaman hidupnya yang berawal dari nol. Sempat menjadi sopir bertahun-tahun hingga menjadi politisi, tidak semata-mata terjadi begitu saja.
“Saya juga boleh dibilang memulai dari nol, karena dulu saya hanya seorang sopir. Bertahun-tahun menjadi sopir dan mengerjakan pekerjaan bos. Kemudian dengan perjalanan yang cukup panjang, dengan koneksi dan teman yang saya punya akhirnya saya dipercaya menangani perusahaan,” tuturnya.
Ia menyampaikan, sebagai generasi milenial ia berani berbeda. Hal ini bukan semata-mata untuk eksistensi saja. Namun juga dapat membantu kreativitas, sehingga mampu berkembang dengan baik seiring modernisasi.
“Sebagai milenial harus punya ide kreatif. Saya berani beda, salah satunya tampil tidak dengan partai. Saya punya branding diri dengan cara saya sendiri. Biar dulunya saya miskin, saya berani mimpi jadi presiden,” tuturnya.