HARIANHALUAN.ID – Sejak akhir Juli 2022, Dinas Kesehatan Sumatra Barat (Sumbar) mencatat sebanyak 12 kasus meninggal akibat gagal ginjal akut.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Lila Yanwar menyebutkan, sebaran kasus tersebut di antaranya lima dari Payakumbuh, tiga dari Bukittinggi, tiga dari Jambi, sisanya bervariasi dari Pariaman dan Lubuk Basung.
“Dari 12 anak tersebut 10 meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr M Djamil Padang. Dua anak lainnya meninggal di RSUD dr Rasyidin Padang dan RSUD Mentawai. Selain itu, saat ini masih ada yang dirawat di RSUP Dr. M Djamil Padang sebanyak empat kasus, ada yang sembuh dengan gangguan ginjal dan ada yang sembuh dengan ginjal yang sudah membaik,” katanya, Kamis (20/10/2022).
Hingga Oktober 2022, jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 22 kasus yang kebanyakan dialami anak rentang usia 1 sampai 5 tahun. Lila menyampaikan, saat ini Kemenkes dan IDAI pusat masih melakukan pemahaman dan kajian mendalam tentang faktor yang menjadi penyebab gangguan ginjal akut.
“Namun, kita saat ini sudah membuat satgas untuk berbagi informasi lebih lanjut dan mendalam terkait hasil analisa, tentang perkembangan secara klinis terhadap pasien seluruh Indonesia. Kita juga masih menunggu edukasi lebih lanjut, serta menguatkan koordinasi dan deteksi dini terhadap gejala yang dialami anak,” katanya.
Plt Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP M Djamil Padang, dr. Bestari mengatakan, satu anak usia empat tahun yang dalam perawatan kasus gagal ginjal akut mengalami gangguan neorologis. Gangguan neorologis yang dialami anak tersebut tidak bisa berdiri, namun masih merangkak.
“Anak ini seperti bayi lagi. Ia tidak bisa berbicara lancar layaknya anak usia empat tahun. Anak ini awalnya tidak sadarkan diri dan pakai ventilator. Setelah sembuh, kondisi anak ini tidak kembali seperti saat sehat. Anak ini hanya bisa duduk dan merangkak,” katanya.