Menurutnya, semenjak ia menjabat menjadi Kepala DPMD Sumbar Agustus tahun lalu, sangat banyak ketertinggalan informasi mengenai nagari yang tidak diketahui publik. Bahkan berita yang digemborkan hanya mengenai kelemahan nagari.
“Hal ini menyebabkan sejumlah wali nagari dan kepala desa diperiksa, karena kurangnya informasi. Informasi ini pintu bagi penegak hukum untuk memeriksa kesimpangsiuran berita di lapangan,” tuturnya.
Tahun 2021, berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM), kata Amasrul, terdapat tiga nagari sangat tertinggal dan 35 nagari yang tertinggal. Hal ini terus dioptimalkannya untuk terus mencari potensi yang ada di desa dan nagari tersebut. Salah satunya dengan memprioritaskan ketahanan pangan.
“Apapun potensi nagari, kita sangat butuh informasi yang berimbang. Baik itu mengenai hal yang dilakukan wali dan perangkat nagari, lembaga kemasyarakatan nagari dan informasi yang belum tercapai. Informasi baik itu di antaranya adalah desa yang tidak korupsi, nagari dengan keterbukaan informasi, setiap tahun ada lomba nagari, ada penilaian teknologi tepat guna dan masih banyak prestasi tidak terekspos,” ujarnya.
Ia berharap dengan pelatihan jurnalistik oleh Haluan, akan tercipta 1.035 kontributor atau jurnalis nagari yang akan memasifkan publikasi informasi. Hal ini juga tergolong dalam visi misi Pemerintah Provinsi Sumbar, yaitu menciptakan 100 ribu entrepreneurship.
Sementara Pemimpin Umum Harian Haluan, Zul Effendi mengatakan, ketersediaan Harian Haluan dalam membantu publikasi informasi nagari. Disebutkannya, koran yang bersejarah di Indonesia itu tidak hanya berupa media cetak, dengan adanya platform digital harianhaluan.com ada harianhaluan.id akan mmperkuat secara penuh mengenai publikasi informasi.