Ia menuturkan, untuk guru-guru SMA PGRI 1 Padang, mereka ada yang mengajar di gedung sekolah di Jalan Koto Tinggi dan sebahagian di Gedung Utama Jalan Jenderal Sudirman Nomor 1 A Padang.
Sejak 1978 sampai Tahun 2020 semua guru selalu kompak, karena berada dalam di bawah naungan Yayasan Pendidikan PGRI Padang Sumatra Barat, namun akibat adanya oknum yang tidak bertanggungjawab yang sengaja untuk memisahkan, dan bahkan memecah belah, kebersamaan, keakraban dan kekompakan yang puluhan tahun terjalin hampir luluh lantak.
Ketika terjadi kisruh, siswa, guru-guru dan pegawai SMA PGRI 1 Padang di bawah naungan Yayasan Pendidikan PGRI Padang Sumatra Barat hampir tercerai berai. Sekolah yang dibangun puluhan tahun oleh para pendiri, sempat berada dalam situasi yang sulit, karena guru-guru dan keluarga besar SMA PGRI 1 Padang sempat tidak sejalan, karena adanya oknum yang tak bertanggungjawab ini.
“Namun sekarang terbukti, bahwa yang hak itu adalah hak dan yang bathil itu adalah bathil, yang hak akan kembali kepada yang berhak dan yang bathil itu akan hilang ditelan masa,” ucap Hardizon.
Hardizon mengatakan, tepat pada Senin 26 Desember 2022 kemarin di Gedung Utama SMA PGRI 1 Padang di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 1 A, para guru di sekolah terutama guru yang mengajar di gedung SMA PGRI 1 Padang di Jalan Koto Tinggi, yang beberapa waktu lalu sempat berseberangan, sekarang sudah bersatu kembali.
“Pada 26 Desember ini, dilakukan juga penyerahan data siswa, guru dan pegawai untuk dimasukan dalam Dapodik SMA PGRI 1 Padang kepada Ketua Yayasan Pendidikan PGRI Padang Sumatra Barat, dan kami semua kembali menyatukan tekad dan semangat menyelamatkan para siswa, untuk bersama-sama menjaga, membina keharmonisan dan kebersamaan serta kekompakan untuk tidak mau dihasud, diadu domba dan diseret-seret oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Hal ini demi kemajuan SMA PGRI 1 Padang kedepannya, serta menyelamatkan para siswa,” ucapnya.
Lebih lanjut Hardizon menyampaikan, dalam pertemuan tanggal 26 Desember tersebut, guru, siswa, serta orang tua wali murid diundang untuk menjelaskan kondisi yang ada saat ini. Mereka larut dalam suasana yang penuh haru, karena selama ini mereka memang bertanya-tanya bagaimana nasib anak-anak yang menjalani proses belajar mengajar di SMA 1 PGRI Padang.