HARIANHALUAN.ID – Rendang merupakan salah satu masakan khas Sumatra Barat (Sumbar) yang terbuat dari daging sapi, santan kelapa, cabe merah, bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, gula dan garam, serta aneka rempah lainnya yang dimasak bersamaan sampai kering.
Rendang sebagai makanan tradisional Indonesia, makanan khas dari Minangkabau yang cukup terkenal di berbagai daerah di Indonesia bahkan di dunia. Sejak dahulu sajian rendang menjadi makanan wajib untuk setiap acara adat bagi orang Minangkabau, baik acara perkawinan, batagak panghulu maupun acara adat lainnya.
Seiring perubahan dan perkembangan zaman, rendang sangat diminati oleh orang-orang dengan adanya tradisi merantau orang Minangkabau, karena rata-rata orang Minangkabau pergi merantau membawa rending. Sebab, rendang bisa bertahan lama sebagai bekal.
Orang Minangkabau juga dikenal sebagai orang yang suka berdagang atau melakukan bisnis. Pada saat ini sudah banyak orang Minangkabau yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia rata-rata membuka rumah makan “Rumah Makan Padang” sebagai lahan bisnis. Di setiap rumah makan Padang pasti tersedia masakan rendang yang merupakan ciri khas rumah makan tersebut.
CNN Internasional pada tahun 2011 telah menobatkan rendang sebagai hidangan terlesat dalam daftar 50 hidangan di dunia. Rendang juga menempati posisi ke-11 sebagai makanan terenak di dunia pada 2021 (versi CNN Travel).
Pada umumnya rendang memang biasa dibuat dari daging sapi atau daging kerbau, namun berbagai inovasi dan kreasi menimbulkan berbagai macam jenis rendang mulai dari rendang ayam, rendang daging kambing, rendang telur, rendang pakis, rendang hati dan paru sapi, rendang kalio, rendang itik, rendang belut, rendang lokan, rendang udang, rendang maco (ikan asin), rendang jengkol, rendang daun singkong, rendang jantung pisang.
Banyaknya inovasi dari masakan rendang ini, meningkatkan minat para pelaku usaha baik UMKM, pelaku bisnis maupun perusahaan untuk mengembangkan usaha terkait masakan rendang khas Minangkabau ini.
Persaingan bisnis dalam era globalisasi ini sangat ketat, di mana setiap perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen, serta berusaha untuk menciptakan suatu produk yang mempunyai keunggulan dan menciptakan produk yang berbeda dengan pesaing. Dengan demikian usaha pengembangan produk yang berbeda, dapat menjadi suatu strategi yang efektif bagi perusahaan dalam memberikan penawaran produk yang inovatif, sehingga tercapai suatu kepuasan masing-masing pihak, baik dari pembeli, karena membeli produk yang sesuai dengan kebutuhannya dan seleranya, maupun bagi pihak perusahaan yang ingin mendapatkan keuntungan dari penjualan produknya dan juga menjaga citra baik perusahaan di mata pelanggan.
Munculnya pasar bebas saat ini berdampak pada adanya persaingan yang sangat ketat terutama bagi para pelaku bisnis, sehingga berdampak pada adanya tuntutan bagi setiap menajemen perusahaan untuk lebih cermat dalam menentukan strategi pemasaran, agar dapat memenangkan persaingan yang dihadapi. Strategi pemasaran yang dimaksud harus mengarah pada terciptanya suatu kesetiaan yang tinggi dari konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Tjiptono, 2004).
Imperatif Inovasi, yaitu inovasi berkelanjutan yang merupakan suatu keharusan dalam perekonomian yang berubah dengan cepat, perusahaan yang sangat inovatif mampu mengidentifikasi dan mengukur peluang pasar baru dengan cepat. Perusahaan yang gagal mengembangakan produk baru menghadapi risiko rentannya terhadap perubahan kebutuhan dan selera pelanggan, teknologi baru, siklus hidup produk yang lebih pendek, serta persaingan domestik dan asing meningkat yang merupakan tantangan dalam pengembangan produk baru.
Faktor-faktor yang dapat mendukung keberhasilan pengembangan produk baru, yaitu produk yang unik dan superior, konsep produk yang didefinisikan dengan baik (menilai pasar sasaran, kebutuhan produk dan manfaat secara cermat), sinergi teknologi dan pemasaran, kualitas pelaksanaan di semua tahap, serta daya tarik pasar.
Rendang sebagai produk makanan pada saat ini sangat diminati dan dikenal oleh berbagai pihak, baik pelaku bisnis maupun para konsumen dapat dilihat dari berbagai macam produk rendang yang inovatif, namun bagi pelaku bisnis akan menjadi tantangan untuk mengembangkan bisnis mereka terkait rendang. Rendang tidak hanya terdapat di rumah makan saja, namun sudah merambah ke pasaran baik di supermaket ataupun di pusat oleh-oleh maupun tempat kuliner.
Penulis akan membahas dua produk rendang yang inovatif saat ini, yaitu bumbu rendang dengan brand “Rendang Gadih” dan roti rendang dengan brand “Roti Randang Ni Nur”.
“Rendang Gadih” merupakan produk bumbuk instan untuk membuat rendang daging, sapi, rendang daging ayam dan berbagai jenis lainnya. Produk ini terbuat dari beraneka rempah dan santan kelapa yang berkualitas yang diproduksi di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat, dengan kemasan praktis cocok untuk stok di rumah atau sebagai bekal pada saat traveling.
Produk ini tanpa mengunakan bahan pengawat, pemanis, perasa dan pewarna makanan. Menarik produk bumbu rendang instan “Rendang Gadih” ini adalah untuk menikmati rending. Kita tidak perlu pergi ke rumah makan yang menyediakan rendang, namun dengan bumbu instan tersebut kita sudah bisa membuat rendang di rumah, tergantung bahan apa yang kita inginkan, bisa daging, telur maupun daun singkong, sehingga rendang yang kita buat bervariasi dengan bumbu instan ini kita bisa membuat kapan saja dan dimana saja.
Menurut penulis produk bumbu rendang “Rendang Gadih” merupakan produk baru yang diminati oleh konsumen, karena mudah didapatkan dan harga yang terjangkau, serta dapat digunakan kapan saja. Tetapi ada yang lebih menarik lagi dari produk rending, yaitu produk roti rendang “Roti Randang Ni Nur”, mendengar roti rendang saja orang akan berfikir dan bertanya-tanya apakah roti yang direndang atau rendang yang berbentuk roti? dan agak aneh rasanya maka roti pakai rendang.
“Roti Randang Ni Nur”, produk baru dari rendang yang sangat inovatif, karena produk roti yang berisi daging sudah banyak di pasaran, seperti roti isi sosis, roti isi nuget, roti isi daging, namun “Roti Randang Ni Nur” ini merupakan roti yang berisi rendang daging sapi, rendang daging ayam dan rendang kacang merah.
Dipasarkan dengan merek Roti Randang Ni Nur, rasa makanan ini cukup unik. Roti ini berani memadukan rendang yang notabene pedas, dengan roti manis. Di Jalan Proklamasi, Padang, Roti Randang Ni Nur menawarkan tiga rasa, roti rendang daging ayam, roti rendang daging sapi, dan roti rendang kacang merah. Rendang yang menjadi campuran roti terbuat dari gilingan daging ayam atau sapi. Tetapi rasa dan aroma rendangnya masih kuat, juga pedas.
Untuk menambah kelezatan, ada taburan daun bawang, daun oregano kering, atau keju mozarela di lapisan atas roti. Dengan bobot demikian, sepotong roti rendang dapat menjadi pilihan pas untuk menu sarapan yang cukup mengenyangkan. Apalagi, harganya tidak mahal. Satu Roti randang Ni Nur bisa Anda dapatkan dengan harga Rp6.000. Sedangkan jenis roti rendang gulung dijual seharga Rp60 ribu.
“Roti Randang Ni Nur” ini sangat inovatif dan menjanjikan sekali, roti ini sudah membuka beberapa cabang di Sumatra Barat, salah satu pemasarannya berada di lokasi Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, merupakan tempat yang sangat strategis. Karena bisa sebagai oleh-oleh bagi para pengunjung dari berbagai daerah yang merupakan masakan khas Minangkabau dan langkah awal untuk menuju pangsa pasar nasional dan internasional. (*)