Menurutnya, hama penggerek batang selama ini menjadi momok buat petani. Pasalnya, petani dapat mengalami gagal panen dan kerugian besar jika tanaman jagungnya terserang oleh hama ini.
Varietas jagung bioteknologi unggul yang tahan terhadap penggerek batang ini diyakini akan menjadi primadona petani.
Sementara itu, Seed Business Head Syngenta Indonesia, Fauzi Tubat mengatakan, benih jagung unggul varietas NK Pendekar Sakti, NK Sumo Sakti dan NK Perkasa Sakti diproduksi di dalam negeri dengan melibatkan lebih dari 60.000 petani mitra.
Ia mengatakan, pada tahun 2022 pihaknya telah berhasil memenuhi permintaan yang tinggi terhadap benih jagung. Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan petani terhadap benih berkualitas yang dihasilkan oleh perusahaanya.
“Tahun ini kami terus menggenjot produksi benih jagung kami, agar semakin banyak petani yang mendapatkan benih jagung berkualitas dengan hasil prima dan mendukung swasembada jagung,” ujar Fauzi Tubat.
Menurutnya, perusahaanya tidak hanya memproduksi varietas jagung unggul dan memberikan akses kepada petani terhadap benih hasil teknologi tinggi, Syngenta juga secara berkelanjutan mendampingi petani dalam memberikan pelatihan dan pendampingan budidaya jagung.
Syngenta berkolaborasi dan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional, perguruan tinggi di berbagai daerah, asosiasi petani, serta badan pemerintahan dalam penyediaan benih yang berkualitas dan pembinaan petani sebagai awal dari hasil yang baik.
“Kami memiliki komitmen kuat untuk secara berkelanjutan melakukan riset guna menghasilkan varietas bioteknologi selanjutnya di masa depan, untuk menjawab tantangan pertanian yang lainnya serta memastikan petani Indonesia memiliki akses teknologi yang sama dengan negara maju lain. Kami juga berkomitmen untuk menyiapkan ketersediaan benih jagung bioteknologi untuk setidaknya 1.000 ha per provinsi mulai tahun 2024,” tutur Fauzi Tubat. (*)