“Kita ingin program menghidupkan koperasi yang mati, mengembangkan koperasi yang hidup. Ini harus menjadi perhatian khusus bagi Dinas Koperasi dan UMKM. Jadi, jangan menyelenggarakan program-program seremonial di hotel saja,” katanya.
Diketahui, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sumbar mencatat, dari total 192 unit KUD yang ada di seluruh Sumbar, koperasi yang masih tetap eksis aktif hanya berjumlah 64 unit. Sementara sisanya, mati suri lantaran didera berbagai persoalan.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Endrizal bahkan menyebut, hampir seluruh KUD di Sumbar, masih terbilang lemah dalam segi pengelolaan. Bahkan tidak jarang, hidup mati koperasi sangat bergantung kepada aneka bantuan yang dikucurkan pemerintah.
“Kelemahan kita saat ini rata-rata KUD masih dadakan, masih banyak dari mereka yang ketergantungan dana bantuan pokir. Kondisi ini tentu sangat jauh dari tujuan dan cita-cita koperasi yang sebenarnya,” ujarnya kepada Haluan, Rabu (14/6/2023).
Ia melanjutkan, terhambatnya perkembangan sebagian besar koperasi pertanian maupun Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sumbar, juga dipicu oleh rendahnya kualitas proffesionalisme pengelolaan koperasi oleh pengurus.
Akibatnya, sebagian besar KUD mati suri. Sementara rata-rata KSP lainnya bahkan diketahui mengalami kondisi gagal bayar lantaran kurang maksimalnya upaya penagihan pinjaman yang dilakukan pengurus kepada masyarakat atau peminjam. (*)