PADANG, HARIANHALUAN.ID — Realisasi Program Unggulan (Progul) bidang pertanian Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur Audy Joinaldi, yang telah mengalokasikan 10 persen APBD Sumbar bagi sektor pertanian, mesti konkret serta diikuti langkah strategis memastikan ketersediaan pupuk, benih unggul, pestisida maupun irigasi. Memastikan ketersediaan sarana produksi dasar pertanian ini sangat penting, sebab sehebat apapun pola pikir petani, namun jika sarana produksi dasarnya tidak ada percuma saja dan tidak ada yang bisa diperbuat.
Hal itu disampaikan Pakar Pertanian dari Universitas Andalas (UNAND), Dr, Ir Feri Arlius M.Sc, saat berbincang dengan Haluan Senin (3/7) di Padang. Feri Arlius menyampaikan, rendahnya pola pikir petani, seperti yang dibenarkan Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Sumbar baru-baru ini, bukanlah penyebab utama terhambatnya kemajuan sektor pertanian Sumbar. Sebab menurut dia, Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian Sumbar faktanya tidaklah benar-benar terbelakang.
Sebab menurut dia, petani Sumbar pada zaman dahulu malah lebih sejahtera daripada hari ini. Bahkan kebanyakan petani zaman dahulu, nyatanya mampu dan bisa menyekolahkan anak-anak mereka hingga jenjang perguruan tinggi dari hasil panen ladang, sawah atau kebun mereka.
“Termasuk jika kita bandingkan dengan SDM petani di daerah lain misalnya di pulau Jawa. SDM mereka dan kita hampir sama saja. Pertanyaannya, kenapa mereka bisa lebih maju dan sejahtera? Apalagi untuk bertani rasanya tidak perlu IQ yang tinggi-tinggi betul,” jelasnya.
Dekan Fakultas Pertanian Unand ini menegaskan, kunci utama keberhasilan upaya memajukan sektor pertanian Sumbar dengan memastikan ketersediaan sarana prasarana pertanian dasar bagi petani. Selain itu, pemerintah juga perlu menciptakan stabilitas harga hasil panen di pasaran dengan menetapkan standar harga jual terendah dan tertinggi, serta melakukan monitoring harga dalam upaya melindungi petani dari praktek spekulasi harga oleh para tengkulak.
“Stabilisasi harga bisa diwujudkan dengan mengoptimalkan fungsi BUMD sebagai penampung hasil panen. Sehingga setiap hasil panen bisa dibeli dengan harga yang lebih layak,” ujarnya.