Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut Daryono gempa yang terjadi merupakan jenis gempa karak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif.
Berdasarkan laporan masyarakat, gempa ini dirasakan di Tarakan dalam skala intensitas II-III MMI. Beberapa warga di Tarakan sempat berlarian keluar rumah akibat guncangan yang terjadi secara tiba-tiba ini.
Namun hingga kini belum ada laporan kerusakan dari gempa, hingga laporan gempa susulan.
“Hingga pukul 16.30 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock),” ujar Daryono.
Daryono menjelaskan Tarakan merupakan kawasan paling rawan gempa di Kalimantan. Seringnya Tarakan diguncang gempa tidak lepas dari keberadaan jalur sesar aktif, yaitu Sesar Tarakan yang memiliki magnitudo tertarget hingga mencapai 7,0.
Sejarah mencatat gempa merusak di Tarakan sudah terjadi beberapa kali, yaitu gempa Tarakan pada 19 April 1923 dengan M 7,0.