“Karena ada faktor cuaca juga kan. Cuaca yang panas menyebabkan karhutla bisa dengan mudah terjadi,” katanya.
Oleh karena itu, ia tetap mengimbau kepada masyarakat dan pemilik lahan agar tidak membakar hutan untuk membuka lahan. Hal ini lantaran penyebab terbesar karhutla yang terjadi di Sumbar adalah karena adanya pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian.
Demi mencegah karhutla di Sumbar, Yozwardi mengaku telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi. Ia juga telah menyurati para kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di masing-masing kabupaten/kota untuk rutin melakukan pemantauan patroli di kawasan yang rawan kebakaran hutan.
Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan langkah-langkah pencegahan. Salah satunya melalui Masyarakat Peduli Api (MPA) di nagari-nagari yang ada di Sumbar. Merekalah yang nantinya akan memantau kawasan hutan di sekitar nagarinya.
Kalau terpantau titik api, maka mereka akan langsung melapor ke UPTD KPH untuk dilakukan pencegahan titik api agar tidak menyebar.
“Yang paling penting itu upaya mitigasi guna mencegah karhutla. Kalaupun terjadi, itu sudah pada posisi yang besar dan jangkauannya jauh,” ucapnya. (*)