Padang, April (Haluan) – Akibat “terlalu siaga” pada diri Mudahar, seorang piket PN Telekomunikasi V Padang, mengakibatkan satu keluarga yang sedang baralek (kenduri, kawin, red) di Aang Lawas di luar dugaanya kena mara petugas ABRI. Sementara banyak orang pada terngangah akibat meraung-raungnya bunyi sirene BPK Kota, Sabtu malam yl (49 tahun yang lalu, 8 April 1973 – redaksi).
Peristiwa itu bermula ketika keluarga AS Rahman, 11/3A, melangsungkan perhelatan perkawinan anaknya. Untuk memeriahkan acara Sabtu malam itu, di muka rumahnya di pasang lah kembang api. Kembang api ini melahirkan cahaya yang menerangi tempat disekitarnya. Dari jauh cahaya itu bisa disaksikan semua orang.
Dalam pada itu, Mudahar kebetulan piket malam pada PN Telekomunikasi Daerah V. Dia melihat cahaya yang menghias dari arah Alang Lawas. Dia menyangka itu kebakaran besar. Dia sadar apa yang harus dia lakukanya. Kemudian dia menelepon ke BPK dan meminta pertolongan cepat.
BPK pun segera datang dengan raungan sirene sepanjang jalan. Orang2 pun pada terngangak2, dimana pula ada kebakaran.
Tahu2 kena marah
Ketika mobil BPK mencogokan diri di dekat rumah yang diduga terbakar tadi, orang2 yang sedang di dapur maah bertanya-tenya dimana terjadi kebakaran. Memangnya tidak kebakaran selain kembang-kembang api yang memitar. BPK pun pulang kembali.
Dalam pada itu pun, orang2 rumah pada kena marah petugas2 ABRI. Diduga tidak memberitahukan tentang hal kembang api tersebut. meskipun dalam suasana baralek, tuan rumah malam itu harus pula beruursan dengan polisi.
Malam itu juga, petugas ABRI menjajaki siapa pula yang menelepon ke BPK tadi, sehingga orang2 pada heboh. Beberap orang punya telepon di sekitar rumah tersebut diminta keterangan. Akhirnya, ketemulah penelpon sebenarnya. Ia ini piket Telekomunikasi Daerah tersebut diminta keterangannya, yang kurang cek meskipun ia bisa digolongkan (terlalu siaga). (*)
BERITA INI TELAH TERBIT DI KORAN HARIAN UMUM NASIONAL HALUAN DENGAN JUDUL ” Gara2 Terlalu Siaga, Kembang Api di Kira Kebakaran”. KEMUDIAN DITULIS ULANG DENGAN NARASI YANG SAMA OLEH PENULIS PEMULA BERBAKAT, AMANDA ALTHAFUNNISA R (SISWI SMPN 8 PADANG)