Cegah Stunting Sejak Dini, Kemenkominfo Ajak Gen Z Ubah Perilaku

Plt Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kemenkominfo, Nursodik bersama pemangku kepentingan membuka Genbest Talk “Jaga Asupan Gizi, Gen Z Cegah Stunting Sejak Dini” di Kabupaten Tanah Datar, Selasa (26/9). IST

TANAH DATAR, HARIANHALUAN.ID—Stunting masih menjadi ancaman bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan stunting tidak hanya membuat anak bertubuh pendek, tetapi juga menurunkan tingkat produktivitas, serta saat dewasa rentan terkena penyakit komorbid. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dari Gen Z untuk mengubah perilaku menjadi menjalankan perilaku hidup sehat untuk mencegah stunting sejak dini. Hal ini dikarenakan merekalah yang akan menjadi calon orang tua di masa depan.

“Perlu dipahami, kunci pencegahan stunting ada pada perubahan perilaku. Khusus untuk adik-adik remaja yang hadir saat ini, kesadaran untuk mencukupi nutrisi tubuh dan menerapkan gaya hidup sehat sangat penting,” ujar Plt Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Nursodik Gunarjo, dalam kegiatan diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan prevalensi stunting bertajuk Genbest Talk “Jaga Asupan Gizi, Gen Z Cegah Stunting Sejak Dini” di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (26/9).

Nursodik menegaskan, ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan oleh para remaja untuk menerapkan perilaku hidup sehat, di antaranya mengonsumsi makanan bergizi, menjalani diet sehat, mengonsumsi rutin tablet tambah darah (TTD), serta menjaga kebersihan diri.

“Selain itu, remaja juga diharapkan tidak menikah di usia dini. Dalam hal ini kesehatan harus dibangun sedini mungkin agar kelak ketika dewasa dapat menjadi SDM yang produktif,” katanya.

Nursodik menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo sebenarnya sudah menyampaikan bahwa kualitas sumber daya manusia akan menjadi kunci bagi kesuksesan Indonesia ke depan. Namun, hal ini sulit dicapai angka stunting masih cukup tinggi.

“Oleh karena itu, kami di Kemenkominfo terus melakukan dukungan pencegahan stunting dari hulu seperti komunikasi, edukasi, dan sosialisasi,” katanya.

Mengutip hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting nasional masih di angka 21,6 persen. Adapun Sumatera Barat masih 25,2 persen dan Kabupaten Tanah Datar 18,9 persen. Padahal, Presiden Joko Widodo menargetkan di tahun 2024 angka prevalensi stunting nasional bisa turun hingga menjadi 14 persen.

Dokter ahli yang juga menjadi narasumber dalam Genbest Talk ini, dr. Shane Tuty Cornish mengajak peserta, khususnya Gen-Z, untuk mengubah perilaku dengan mengurangi konsumsi makanan kemasan terutama yang mengandung gula, garam, dan lemak tinggi.

“Makanan cepat saji itu memang enak tapi tinggi sekali kandungan gula, garam, dan lemak. Biasanya karbohidratnya tinggi dan proteinnya sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Padahal protein itu penting biar kita bertenaga bisa beraktivitas dan juga dapat mencegah stunting,” ujar Shane.

Menurut Shane, jika anak muda mengonsumsi makanan kemasan setiap hari selama bertahun-tahun maka mereka bisa terkena penyakit yang biasanya menyerang orang tua. Misalnya saja, anak muda berumur 20 tahun sudah terkena darah tinggi dan serangan jantung, atau di usia 40 tahun sudah stroke, diabetes, hingga obesitas.

“Pokoknya penyakit-penyakit orang tua jadi penyakit anak muda. Bahkan ketika mereka nanti punya bayi, bayinya bisa kena stunting juga,” ujarnya.

Oleh karena itu, Shane menyebut, penting untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, yakni mengonsumsi makanan bergizi dengan cek Isi Piringku. Komposisi asupan yang sehat berdasarkan Isi Piringku, yaitu setengah piring berupa sayur dan buah-buahan, setengahnya lagi berisi nasi atau karbohidrat dan protein.

Selain itu, perilaku yang harus diubah adalah kebiasaan merokok, terutama di kalangan pria muda. Shane mengajak perempuan muda calon ibu untuk lebih selektif memilih calon suami dengan memilih pasangan yang suka mengonsumsi sayur atau buah serta tidak merokok.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar, dr. Yesrita Zedrianis mengatakan, angka stunting di wilayahnya masih berkisar 18,9 persen, meskipun angka ini sudah turun dari tahun 2021, yakni sebesar 21,5 persen.

Guna menekan angka stunting, menurut Yesrita, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar menerapkan sejumlah cara, seperti Makan Bajamba Anak Balita (Manjalita). Makan bajamba adalah tradisi makan dengan cara duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Adapun bagi remaja putri yang sudah menstruasi, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar membagikan TTD agar mereka terhindar dari anemia.

Kemenkominfo sejak 2019 telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan prevalensi stunting melalui Kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat). Langkah ini merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.

Genbest Talk di Kabupaten Tanah Datar ini adalah salah satu rangkaian dari kampanye Genbest. Genbest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik. (h/rel)

Exit mobile version