Bicara di ‘Local Government Assembly of APUF-8’, Wako Hendri Septa: Padang Sudah Mengurangi Dampak Perubahan Iklim
HARIANHALUAN.id – Wali Kota Padang Hendri Septa didapuk sebagai narasumber dalam acara ‘Local Government Assembly of APUF-8’ yang berlangsung selama 22-23 Oktober 2023 di Kota Suwon, Provinsi Gyeonggi-do Korea Selatan (Korsel). Dalam paparannya, Hendri Septa mengatakan bahwa Kota Padang sudah terus mengurangi dampak ‘climate change’ (perubahan iklim).
“Selama beberapa tahun terakhir Pemko Padang telah berupaya mengurangi terjadinya ‘climate change’,” ungkap Hendri Septa di depan seluruh undangan, Minggu (22/10/2023).
DIjelaskan Hendri Septa, ada beberapa langkah yang dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim tersebut. Diantaranya seperti membuat program kampong iklim (green vilages), melakukan tes gas emisi terhadap kendaraan-kendaraan yang umurnya lebih 10 tahun ke atas, serta membuat instalasi gas metan (gas sampah) yang diproses menjadi gas kebutuhan rumah tangga yang dipusatkan di TPA Air Dingin.
“Kita juga telah mengubah transportasi umum di Kota Padang dari yang sebelumnya angkot dan bus kota, beralih menjadi bus Trans Padang. Kita pun telah melakukan penghijauan dengan penanaman pohon-pohon dan membuat kegiatan dalam rangka mengurangi gas methane CO2 seperti menggelar ‘Car Free Day’ di setiap hari Minggu. Serta masih banyak lagi upaya yang telah dan akan kita lakukan tentunya,” papar Wako Padang yang disambut antusias hadirin saat itu.
‘Local Government Assembly of APUF-8’ merupakan Forum Perkotaan Asia-Pasifik ke-8 yang bertujuan untuk berbagi pengalaman dan inspirasi antar pemerintah, organisasi, sektor swasta serta institusi akademis, masyarakat sipil dan pemangku kepentingan lainnya. Forum ini mencakup sesi tingkat menteri, sesi pleno dan paralel tematik disertai pameran untuk mempresentasikan, melatih, mendiskusikan dan memamerkan karya yang sedang berjalan, membangun kemitraan dan kolaborasi baru antarkota se-Asia Pasifik.
Di kesempatan itu Wako Hendri Septa menjelaskan, berdasarkan data dari Index Indonesia Multi Hazard, Kota Padang tercatat sebagai kota yang rawan berbagai bencana. Diantaranya seperti banjir bandang, angin puting beliung, tanah longsor dan kemarau, abrasi pantai bahkan gempa yang berpotensi tsunami.
“Semua bencana ini menurut para pakar terjadi karena perubahan iklim. Akibat panas bumi atau mencairnya es di kutub utara. Hal itu juga dipicu oleh kebakaran hutan, pabrik-pabrik yang mengeluarkan polusi udara serta banyaknya rumah-rumah kaca dan faktor lainnya,” jelasnya.
Sebab itu pula Kota Padang terus berupaya melakukan pengurangan perubahan iklim. Sehingga masyarakat kota tidak lagi merasa was-was ketika bencana datang. Karena masyarakat sudah diedukasi oleh pemerintah kota untuk peduli dengan lingkungan dan melakukan upaya pengurangan perubahan iklim.