PADANG, HARIANHALUAN.ID – Sebagai daerah yang sangat memiliki potensi besar pada sektor pertanian, Sumatra Barat dinilai belum memiliki pemetaan sentra produksi komoditi pertanian yang terukur dan jelas, sehingga berdampak pada fluktuasi harga yang rawan tidak terkendali. Seperti harga cabai yang meroket saat ini dan mampu memicu inflasi.
Pakar Pertanian Sumatra Barat, Dr, Ir Munzir Busniah, Msi menilai, fluktuasi naik turun harga komoditas seperti cabai merupakan persoalan klasik yang terus berulang di Sumatra Barat.
Permasalahan ini, menurutnya, bisa diatasi jika memang pemerintah daerah belajar dari kesalahan serta berkomitmen mengelola sektor pertanian dengan serius.
“Kenaikan harga cabai yang memicu terjadinya inflasi disebabkan karena perencanaan sektor pertanian tidak jelas serta tidak ada pemetaan yang tepat mengenai daerah-daerah sentra penghasil cabai di Sumatra Barat,” ujarnya kepada Haluan Rabu (15/11).
Munzir Busniah menjelaskan, untuk menciptakan harga komoditas pertanian hortikultura utama yang stabil, pemerintah daerah mesti menetapkan daerah penghasil penyangga serta melakukan pemetaan prediksi produksi komoditas di daerah-daerah tersebut.
Apabila peta penanaman komoditas pertanian itu ada, pemerintah daerah akan mendapatkan gambaran yang jelas soal prediksi pasokan yang jelas. Data itu sangat diperlukan untuk menentukan arah kebijakan pengendalian harga yang tepat di masa yang akan datang.