Sejumlah wartawan di Sumbar membangun sindikasi liputan dengan nama Journalist Journey #1 atau JoJo-1. Terdiri dari Atviarni, Asril Koto, Devi Diany, Eko Yanche Edrie, Gusfen Khairul, Heranof Firdaus, Indrasakti Nauli, Jayusdi Effendi, Nita Indrawati Arifin, Nofi Sastera, dan Zulnadi. Tiap anggota sindikasi menulis di media masing-masing, Jojo-1 ini bertema ‘Payakumbuh Kota 24 Jam’ berikut liputannya:
PAYAKUMBUH, HARIANHALUAN.ID – Payakumbuh, yang dulu dijuluki Kota Batiah, juga memiliki aneka kuliner yang mampu memuaskan ‘kampuang tangah’ alias selera makan. Mulai dari aneka snack hingga makan berat dengan lauk pauknya, ada di sini.
Letaknya yang strategis, di pertengahan perlintasan jalur Padang-Pekanbaru, membuat kota ini menjadi hidup 24 jam karena menjadi tempat persinggahan banyak orang. Aneka kuliner, mulai pagi hari, siang, hingga malam dengan mudah dijumpai di berbagai sudut kota. Dan pusat kota di kawasan Pasar Payakumbuh, nampak hidup 24 jam, semakin malam semakin ramai, tengah malam hingga menjelang subuh, tetap ada kuliner yang buka.
Mau cari martabak mesir atau martabak kubang? Ada banyak pilihan. Juga ada sate Danguang-Danguang yang terkenal kemana-mana. Masih ada lagi ampiang dadiah, teh talua dan banyak lagi.
Jefri bersama kawan-kawannya yang datang dari Bukittinggi sempat berseloroh. Mereka sengaja berangkat pukul 21.00 WIB dari Bukittinggi dan sampai pukul 22.00 WIB di pusat kuliner Pasar Payakumbuh.
Duduk-duduk menikmati Sate Danguang-Danguang, kemudian Martabak Mesir H Wan, minum teh talua sambil ngobrol menikmati suasana malam di tengah kota gelamai itu. Kemudian berangkat lagi tengah malam ke Bukittinggi.
Kondisi ini sepertinya pas dengan ungkapan tentang kondisi perekonomian Kota Payakumbuh disampaikan oleh Penjabat Wali Kota, Jasman Rizal. “Di Payakumbuh duit anda laku 24 jam,” katanya kepada Tim Jojo#1 yang berkunjung ke sana, Minggu (26/11).