“UMKM kita harus bisa naik kelas, ditandai dengan berkembangnya bisnis, meluasnya pasar, dan makin banyaknya serapan tenaga kerja hingga mengurangi pengangguran,” kata dia.
Bagaimana UMKM yang berkembang itu?
Kata Penjabat Wali Kota sebelumnya naik kelas itu ditandai dengan cara berproduksi dan memasarkan yang lebih modern dan berbasis digital bahkan sampai ke ada tidaknya upaya menjaga lingkungan hidup.
Ketika meninjau sebuah UMKM yang bergeak di bidang kuliner, di Tanjung Pauah Payakumbuh, tim JoJo#1 memang melihat usaha itu sudah memiliki sistem pembuangan limbah yang diakreditasi lembaga resmi. “Kita punya Amdal juga, karena menggunakan minyak nabati yang cukup banyak, kita tidak mau mencemari lingkungan dan merugikan masyarakat sekitar,” kata Ulviadhmi (48) pengusaha Sanjai Aqilla.
Sistem pembuangan limbahnya memang dibuat sedemikian rupa serta industrinya diberi jaminan higienis.
Ia mengaku tiap hari butuh 1 ton ubi kayu yang diproduksi menjadi keripik dadu, keripik sanjai dan penganan lainnya dengan bahan baku ubi kayu. “Tiap 1 ton akan ada randemen sekitar 15 persen, jadi kami memasarkan kira-kira 850 kg ke berbagai kota di Sumbar, Riau, Jambi dan Aceh,” ujar Ulvi yang mempekerjakan sekitar 20 an pegawai.
Kata Pj Wali Kota Jasman Rizal, pergerakan ekonomi Payakumbuh memang ditopang oleh UMKM terutama kuliner. “Mampirlah di Payakumbuh, nikmati randangnya, pongek situjuahnya, galamai dan batiah serta sate danguang-danguang. 24 Jam kami terima duit anda, jangan khawatir,” ujar Jasman. (*)