Lebih lanjutkan dikatakan Zulhendri, pihaknya bersama tim gabungan masih berada di posko penanggulangan untuk melakukan pendataan. Sebab data harus valid, tidak hanya data dari BPBD, melainkan juga data dari instansi yang tergabung.
“Kewenangan pendataan tidak hanya dari BPBD, di lokasi ini ada kepolisian, TNI dan unsur lainnya. Kami masih mendataan dan melakukan evakuasi terhadap 35 pendaki yang masih berada di atas,” ucapnya.
Sebelumnya, saat Gunung Marapi erupsi pada Minggu (3/12/2023), diketahui ada sejumlah pendaki yang masih berkemah. Padahal sebelumnya sudah ada imbauan kepada masyarakat, wisatawan maupun pendaki agar tidak mencapai puncak.
Hingga Minggu (3/12/2023) malam, ramai beredar di group WhatsApp sebuah foto berisi nama-nama pendaki gunung. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa pecinta alam yang hobi mendaki gunung.
Salah seorang di antara mereka akhirnya meninggal akibat kehabisan oksigen. Ia bernama Yasirli Amri, 20 tahun, mahasiswi PNP. Videonya juga sudah beredar luas di berbagai media sosial.
Puluhan pendaki lainnya masih terjebak. Beberapa di antaranya ada yang sudah bisa dikontak via HP nya. Namun masih banyak yang belum bisa dihubungi. (*)