PADANG, HARIANHALUAN.ID — Fenomena yang menimpa petani dari tahun ke tahun memang sangat memiriskan hati. Semua hal yang bersangkutan dengan usaha tani seolah diperumit. Seperti, pupuk yang tidak tersedia atau sulit didapat. Kalau tersedia harganya pun mahal. Didapat dengan harga murah malah kualitasnya yang tak menentu. Ini bak simalakama di negeri agraris ini.
Berangkat dari fenomena itu, Praktisi Pertanian, Ir. Djoni, memperkenalkan Bersawah Pokok Murah. Istilah Bersawah Pokok Murah yang digagas oleh pengamat pertanian ini sudah menampakkan hasil dan memaksimalkan pendapatan bagi para petani karena tujuan dari gagasan tersebut adalah meminimalkan pokok dan memaksimalkan hasil produksi.
Pengamat dan Praktisi Pertanian, Ir. Djoni, mengatakan, gagasan utama dirinya menciptakan inovasi Bersawah Pokok Murah cukup sederhana. Karena katanya, terlampau rumitnya berusaha tani. Menurutnya situasi yang sulit bagi petani membuatnya melahirkan gagasan tersebut..
Bersawah Pokok Murah, katanya adalah sebuah upaya agar petani mendapatkan keuntungan dari pokok yang seminimal mungkin. Dengan Bersawah Pokok Murah ini, petani tidak perlu lagi membeli pupuk, tidak perlu traktor lagi untuk mengolah tanah sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk beli solar. ”Ditambah lagi beli solar harus pakai surat, tidak ada surat tidak dapat solar. Kalau begitu terus menerus, kapan petani kita akan sejahtera,” ujarnya ketika berbincang dengan Haluan Rabu (27/12) di Padang.
Ia mengatakan, inovasi yang ia gagas juga merupakan upaya dalam mengubah pola pemikiran masyarakat terutama petani dalam menggunakan sumber daya yang tersedia.
“Ini, bagaimana petani akan bertumpu kepada sumber daya lokal. Jangan bertumpu kepada sumber daya orang lain. Saat kita bertumpu kepada sumber daya orang lain, maka keuntungan akan lebih besar kepada orang tersebut,” ujarnya lagi.