“Kita dorong BPBD terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengetahui apa yang bisa dibantu oleh provinsi,” ucap Mahyeldi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy menyebut, pihaknya bersama Danrem 032/WBR saat ini sudah berada di posko tanggap bencana letusan Gunung Marapi di Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam. Tujuannya untuk mematangkan persiapan dan langkah antisipatif jika sewaktu-waktu letusan besar terjadi.
Pada kesempatan yang sama, Danrem 032/Wirabraja, Brigjen TNI Rayen Obersyl mengatakan, ada tiga titik evakuasi yang telah disiapkan. Yakni di Padang Laweh, Sungai Pua dan Ampek Angkek.
Selain itu, juga telah disediakan lokasi penampungan dengan memanfaatkan sekolah-sekolah yang terdapat di dua nagari, yakni Nagari Sungai Puar dan Nagari Koto Tinggi.
Kemudian tim juga telah mendirikan posko lapangan, yakni di Sungai Pua dan Batang Lasi. Di posko tersebut nantinya akan ditempatkan personel gabungan dengan melibatkan semua unsur.
Sementara itu, Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Marapi, Kristianto mengatakan, sebagai tindakan antisipasi masyarakat diharapkan tidak berada pada radius 4,5 kilometer dari kawah, karena diperkirakan material vulkanik berukuran batu (bom) dan kerikil bisa mencapai radius tersebut.
Selain itu, jika terjadi erupsi mengakibatkan hujan abu, masyarakat harus melindungi pernafasan dengan masker, agar tidak terpapar ISPA, serta melindungi mata dan kulit. “Penting juga untuk melindungi sumber air bersih,” katanya. (*)