Yance mengatakan, korban ditemukan dengan jarak empat kilometer dari Puncak Lawang atau lokasi lepas landas. Pencarian korban dengan cara melakukan pengecekan titik posisi GPS telepon genggam milik korban.
Dari hasil pengecekan, posisi atlet itu sudah diketahui keberadaanya di dalam hutan daerah Jorong Sari Bulan, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Agam, atau sebelah utara dari Puncak Lawang.
Setelah upaya pencarian dilakukan, pada Sabtu (7/5/2022) sekitar pukul 00.00 WIB atau dinihari Galih belum juga ditemukan, sehingga Tim SAR gabungan memutuskan untuk menghentikan proses pencarian sementara, karena cuaca hujan lebat dan berkabut. Kemudian pencarian dilakukan pada pagi harinya.
Dikatakan Yance, dugaan awal kejadian tersebut disebabkan oleh perubahan cuaca yang begitu cepat, setelah korban melakukan take of dari Puncak Lawang Matur, sehingga ia kehilangan keseimbangan untuk landing kembali.
Atlet paralayang yang sudah memiliki sertifikat terbang SIM PL 1 ini hilang kendali berawal pada Jumat (6/5/2022) sekira pukul 11.00 WIB, korban take off dari lokasi objek wisata Puncak Lawang dengan tujuan landing objek wisata Danau Maninjau.
Setelah take off, sekitar pukul 11.45 WIB, tiba-tiba cuaca berubah dengan drastis dengan datangnya angin kencang dan kabut, sehingga parasut Galih terbawa angin dan tidak bisa dikendalikan untuk melakukan landing kembali. Pada pukul 11.50 WIB, tambahnya, Galih sempat berkomunikasi dengan temannya melalui handy talky atau HT yang dibawanya.
“Saat komunikasi Galih mengatakan bahwa dirinya telah berhasil melakukan landing dengan selamat, namun parasutnya tersangkut di sebuah pohon kayu di dalam hutan. Saat itu, ia juga tidak mengetahui dimana posisi atau titik dirinya melakukan landing tersebut, karena ia sendiri bukan warga setempat,” tuturnya. (*)