Masyarakat Pessel Masih Bersih-bersih Rumah dari Lumpur

Satu minggu lebih pascabanjir bandang dan longsor, warga Nagari Ganting Mudiak Selatan, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, masih berjibaku membersihkan rumah dan perlatan rumahnya dari dampak banjir Sabtu (16/3). IRHAM

PESSEL, HARIANHALUAN.ID – Satu minggu lebih pascabanjir bandang dan longsor melanda Kabupaten Pesisir Selatan masyarakat masih berjibaku membersihkan lumpur dan material yang terbawa arus banjir.

Tak hanya itu, semua peralatan rumah seperti kasur, alat dapur, dan alat elektronik semua terendam dan sudah terpanjang di luar rumah.

Pantauan Haluan, kondisi itu terlihat di beberapa titik terparah terkena banjir bandang yaitu, Nagari Duku Utara, Koto XI Tarusan, Nagari Ganting Mudiak Selatan, Kecamatan Sutera, dan beberapa daerah lainnya. Lumpur yang masuk ke rumah hampir setinggi betis orang dewasa begitu sulit dibersihkan. Alat elektronik dan yang lainnya pun tak dapat lagi digunakan karena terendam banjir.

Depi, salah satu korban yang terdampak banjir mengatakan, air yang masuk ke rumahnya bahkan mencapai leher orang dewasa. Tak satupun barang yang bisa diselamatkan selain hanya baju di badan saat itu. Rumahnya kini terbenam lumpur sisa banjir dan semua peralatan rumahnya juga rusak.

“Tak ada yang bisa kami selamatkan dari rumah selain hanya badan dan baju yang melekat di badan. Semua rusak dan tak dapat digunakan. Kini kami hanya berharap ada bantuan dari pemerintah,” katanya kepada Haluan saat ditemui di rumahnya Sabtu (16/3).

Dikatakan Depi, ia terkurung di dalam rumah bersama keluarganya saat banjir menggenangi kawasan tersebut. Ia bersama keluarganya terpaksa menunggu selama beberapa jam dan tidak tidur sampai air surut untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi di Pesisir Selatan ia kehilangan rumah untuk dihuni sekaligus perabotan rumah.

“Air mencapai leher orang dewasa kami terkepung dan tidak bisa keluar rumah karena air sudah bercampur dengan lumpur apalagi malam gelap mustahil untuk keluar dari rumah. Semua isi rumah tidak ada yang selamat hanya baju yang melekat di badan saja,” ujarnya.

Meski begitu ia bersyukur keluarganya selamat dan bisa mengungsi ke kampung sebelah setelah air mulai surut. Kini ia dan keluarganya terpaksa tinggal di tenda darurat dari bantuan yang diberikan oleh Kementerian Sosial. Selama mengungsi Depi mendapatkan makanan dari warga tempat ia mengungsi. “Bantuan datang yang pertama itu tenda dan langsung didirikan sebagai tempat untuk bermalam. Untuk makan alhamdulillah dibantu teman dari kampung sebelah,” ujarnya.

Selain bantuan tenda, ia juga banyak menerima bantuan berupa makanan, pakaian dari masyarakat yang datang ke kampungnya.  “Dari hari pertama pasca banjir lumayan banyak yang datang kesini untuk memberi bantuan pribadi seperti makanan, pakaian dan kebutuhan pokok lain kepada warga setempat, Alhamdulillah kami sangat terbantu,” ujarnya.

Katanya, dampak bencana banjir dan longsor tersebut sebanyak tujuh rumah termasuk rumahnya rusak dan hancur sehingga tidak bisa untuk dihuni. “Untuk kampung ini kira-kira ada tujuh rumah yang habis termasuk isi dalamnya karena banjir bercampur dengan lumpur,” ujarnya

Selain Depi, Eti (48) juga mengaku sempat terserang demam usai ia dan keluarga harus bertahan di tengah banjir yang menggenang setinggi leher. Bahkan ia sekarang disibukkan karena harus membersihkan rumahnya yang semuanya terendam lumpur banjir.

“Tak tahu lagi apa yang bisa dikerjakan, semua sudah rusak karena banjir. Lumpurnya merusak semua peralatan rumah, tak ada yang bisa dipakai. Bahkan untuk tidur memakai kasur bantuan,” katanya.

Ia dan masyarakat di Nagari Gantiang itu berharap agar pemerintah juga memerhatikan kondisi mereka. Pasalnya mereka juga terdampak parah banjir bandang ini. “Kampung Langgai memang parah terkena banjir dan longsor, tapi kami juga korban yang juga butuh bantuan dan perhatian pemerintah. Harapannya bantuan disebar merata, kami juga terdampak,” katanya.

Bantuan Kabupaten/Kota

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, kembali meninjau dampak kejadian serta aktivitas penanganan pasca bencana banjir dan longsor di Nagari Duku Utara, Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sabtu (16/3) kemarin.

Dalam kunjungan saat itu, Gubernur Mahyeldi menyalurkan 220 ton bantuan beras cadangan Pemprov Sumbar kepada masyarakat terdampak. Bantuan itu disalurkan lewat Kantor Camat Sutera dan Kantor Camat Tarusan

Selain menyalurkan bantuan, Gubernur dan rombongan juga ikut membersihkan Masjid Nurul Huda dan  menelusuri kerusakan saluran air bersih akibat bencana di daerah tersebut “Masyarakat mengeluhkan air bersih, setelah kita cek, ternyata ada sumbernya yang bisa segera diperbaiki. Kita sudah minta Dinas BMCKTR Sumbar untuk segera memperbaiki, sehingga penyaluran air bersih bagi warga bisa segera dilakukan,” ucap Gubernur.

Selain di Kampung Tanjung, Gubernur juga berbincang dengan warga di Kampung Melayu dan Lubuak Ganggo yang mengaku masih minim tersentuh bantuan makanan dari posko bantuan.

Gubernur Mahyeldi pun langsung memerintahkan Dinas Sosial Sumbar yang sebelumnya telah mendirikan posko bantuan makanan dan dapur umum untuk segera menyalurkan bantuan konsumsi ke dua kawasan tersebut. “Hari ini kita juga menyalurkan 220 ton beras cadangan untuk warga Pessel. Setiap KK dapat 5 kilogram untuk tahap ini. Nanti pihak kecamatan yang akan menyalurkan,” ucap Gubernur.

Gubernur juga mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk segera mempercepat pendataan kerugian bangunan rumah dan lahan pertanian yang dialami warga akibat bencana banjir dan longsor tersebut. 

Setelah data terangkum final, Pemprov Sumbar akan segera menyampaikan laporan pada Kementerian terkait untuk mengupayakan dukungan bantuan. “Perhatian pemerintah pusat terus kita harapkan. Alhamdulillah, sejauh ini Menteri Sosial, Kepala BNPB, Menteri PUPR, hingga Menko PMK sudah datang langsung ke Pessel, dan semoga bantuan demi bantuan bisa terus didapatkan oleh warga kita,” ucapnya.

Namun di samping itu, Gubernur juga meminta seluruh Bupati dan Wali Kota beserta jajaran di Pemkab/Pemko seluruh Sumbar, untuk lebih aktif membantu pemulihan pascabencana yang tengah berlangsung di Pessel dan sejumlah daerah lain di Sumbar. 

“Kami ucapkan terima kasih kepada Wali Kota Padang yang sudah membantu proses pembersihan dengan menurunkan unit Damkar, serta kepada Pj Wali Kota Payakumbuh yang membantu 300 kilogram rendang,”  ucapnya. 

“Terima kasih juga pada rekan instansi/lembaga vertikal, pihak swasta, dan BUMN yang telah membantu sejauh ini. Kami harap, seluruh kota/kabupaten di Sumbar juga lebih aktif membantu pemulihan pascabencana ini,” tambah Gubernur mengakhiri. (h/fdi/dna/fzi)

 

Exit mobile version