Selain itu, Tomsi menekankan kepada pemda yang memiliki Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang tinggi agar melakukan langkah pengendalian. Pasalnya, IPH tersebut menjadi penyebab tingginya inflasi. “Agar (daerah) betul-betul turun cek dan mencari permasalahannya serta (melakukan) upaya-upaya (pengendalian) yang konkret,” ujarnya.
Di lain sisi, Tomsi mengingatkan forkopimda agar menjaga stabilitas keamanan menjelang Lebaran. Sejumlah lokasi akses menuju bandara, terminal, maupun pelabuhan mulai dapat diantisipasi agar tidak terjadi penumpukan. Ini termasuk menertibkan pasar tumpah yang dapat menimbulkan kemacetan.
“Kemudian, tetap siaga mengantisipasi kejadian bencana, dan yang terakhir adalah pemantauan situasi lapangan dan bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk mengajak masyarakat tetap menjaga keamanan dan ketertiban serta khusyuknya Hari Raya Idulfitri tahun ini,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy yang mengikuti rakor tersebut secara dalam jaringan (daring) dari Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai optimis harga-harga pangan di Sumbar akan tetap stabil hingga mendekati Lebaran.
“Biasanya harga di Kepulauan Mentawai lebih tinggi daripada harga di daratan. Tapi alhamdulillah minggu ini Sumbar sebagai salah satu produsen dan lumbung pangan Sumatera Tengah, baik tanaman pangan, hortikultura, dan produsen telur nomor 7 di Indonesia, sejauh ini harga terkendali dan normal. Cabai merah misalnya, saat ini berkisar pada harga Rp40-60 ribu dan harga di kabupaten/kota juga terkendali. Insya Allah Lebaran tahun ini inflasi Sumbar tetap baik dan terkendali,” ujar Audy.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menyebutkan, sebagian besar harga pangan cenderung mulai turun, khususnya di daerah Pulau Jawa dan Sumatera, menjelang Lebaran 2024/Idul Fitri 1445 Hijriah.