Untuk mewujudkan visi tersebut, Gubernur menyebutkan beberapa indikator yang harus terpenuhi, antara lain pendapatan penduduk Sumbar pada 2045 harus mencapai Rp307-Rp365 juta per kapita, tingkat kemiskinan pada angka 0,04 – 0,29 persen, target gini ratio 0,212-0,256 persen, indeks daya saing daerah 4,25 persen, indeks modal manusia 0,76 persen, serta penurunan intensitas emisi gas rumah kaca perlu mencapai 91,21 persen.
“Untuk mewujudkan indikator-indikator itu, ada delapan poin atau langkah yang perlu kita lakukan. Antara lain, kita harus bekerja secara luar biasa, inovatif, baru, dan cerdas. Kedua, pendapatan daerah harus meningkat signifikan, sehingga kita harus lebih hati-hati dan cermat dalam mengambil kebijakan,” katanya.
Ketiga, perlu menjaga konsistensi dalam melaksanakan perencanaan pembangunan. Keempat, perlu komitmen bersama antara perencanaan dan penganggaran, dengan mengutamakan target jangka panjang. Kelima, perlu pengendalian yang sistematis terhadap perencanaan dan penganggaran. Keenam, perlu insentif untuk mendukung program yang efektif dan memiliki capaian luar biasa.
“Selanjutnya, yang ketujuh, perlu terus melakukan komunikasi publik dengan seluruh lapisan. Terakhir, perlu dukungan pembiayaan yang memadai. Oleh karena itu, izinkan kami mengajak agar kita semua berkomitmen mewujudkan mimpi besar Sumbar tahun 2045 itu. Kita sudah memulai langkah ke sana, salah satunya dengan menyiapkan obligasi daerah dan sukuk untuk mendukung pembiayaan,” ujar Mahyeldi.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar, Medi Iswandi menyebutkan, musrenbang kali ini adalah salah satu momentum bersejarah dalam pembangunan Sumbar menuju Indonesia Emas 2045. Sehingga, kesempatan ini sangat diperlukan untuk menjaring lebih banyak masukan dan saran dari berbagai pihak.
“Tahun ini secara simultan dilakukan penyusunan RPJPD untuk jangka waktu 20 tahun ke depan. Penyusunan sudah dimulai sejak 2023, dengan terlebih dulu mengevaluasi RPJPD 2005-2025. Kami melibatkan berbagai elemen, termasuk Gubernur Sumbar sebelumnya, Bapak Gamawan Fauzi dan Bapak Irwan Prayitno,” ucap Medi.