Galodo Sumbar, BMKG Bakal Laksanakan Modifikasi Cuaca

Lima bulan pascabencana galodo Marapi, penyaluran bantuan untuk rumah yang rusak masih terganjal proses administrasi. 

Lima bulan pascabencana galodo Marapi, penyaluran bantuan untuk rumah yang rusak masih terganjal proses administrasi. 

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai salah satu upaya percepatan penanganan darurat bencana galodo atau banjir bandang lahar dingin dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Agam dan Tanah Datar.

Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan, operasi TMC digelar guna mendukung proses evakuasi dan perbaikan sarana dan prasarana yang terdampak galodo. Sehingga penanganan darurat tidak terhambat oleh cuaca buruk yang masih berpotensi terjadi sesuai prakiraan oleh BMKG untuk wilayah Sumatra Barat.  

“Kami tidak ingin dalam usaha pada tahap tanggap darurat ini terhambat lagi prosesnya karena adanya turun hujan dan cuaca buruk sehingga adanya bencana susulan, maka hari ini sudah bergerak pesawat untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca besok kita lanjutkan lagi di wilayah Sumatra Barat diharapkan seminggu ke depan tidak ada hujan,” ujar Suharyanto.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, TMC akan disiapkan bersama antara BMKG dan BNPB. Pihaknya tengah menyiapkan dan memperhitungkan jumlah sortie yang akan dilakukan dengan melihat dinamisnya cuaca yang ada. Persiapan dilakukan untuk operasi selama tujuh hari ke depan pasca bencana galodo.

“Untuk TMC masih kami hitung (berapa sortie) tapi kami akan siapkan kurang lebih untuk periode sekitar enam sampai tujuh hari. Nah berapa sortie-nya tergantung pertumbuhan awan, maka biasanya tadi bisa sampai 4 bahkan 11 sortie pernah kami lakukan tapi tidak selalu tergantung pertumbuhan awan tadi. Tapi kalau untuk pesawatnya kita siapkan sampai tanggal 22 Mei 2024,” terangnya.

Sebelumnya, operasi TMC sudah beberapa kali dilakukan oleh BNPB bersama BMKG. Upaya untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi ini dinilai cukup optimal dalam membantu penanganan-penanganan darurat bencana  hidrometeorologi di sejumlah daerah di tanah air.

Pemerintah melalui BNPB terus mengupayakan penanggulangan bencana galodo atau banjir badang tersebut  menyusul dampak kerusakan yang diakibatkan dari bencana tersebut tergolong besar.

Suharyanto menyampaikan, pemerintah menargetkan proses penanganan darurat dapat berjalan optimal dan cepat. Sehingga lokasi terdampak dapat segera pulih dan kembali normal.

Sementara itu, data mutakhir berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB jumlah korban meninggal akibat bencana galodo hingga Selasa (14/5/2024) tercatat 58 orang, sementara korban hilang bertambah dari 27 menjadi 35 orang dalam pencarian. Selain itu, untuk keluarga terdampak berjumlah 1.543 KK dan 33 orang mengalami luka-luka. (*)

Berita Terkait : Kembali Bertambah, Korban Galodo Sumbar Capai 58 Orang

Exit mobile version