PADANG, HARIANHALUAN.ID — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat, total kerugian sementara akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi yang melanda sejumlah daerah di Sumbar pada Sabtu (11/5) lalu mencapai Rp108,38 miliar. Perkiraan kerugian itu berasal dari hitung cepat, dan masih berpotensi berubah seiring proses pendataan yang terus dilakukan petugas di lapangan.
Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab menyebutkan, data yang ada saat ini baru terdiri dari akumulasi kerusakan dan kerugian, lantaran masih berupa data hitung cepat. Nantinya, data tersebut akan dipisahkan.
Berdasarkan data sementara, di Kabupaten Agam, kerugian diperkirakan mencapai Rp79,85 miliar dan Padang Panjang Rp28,18 miliar. Sedangkan untuk data Kabupaten Tanah Datar, yang menderita dampak terparah, masih dalam penghitungan.
Selain itu, data hitung cepat tersebut juga memasukkan dampak bencana yang terjadi di Kabupaten Padang Pariaman yang menjadi hilir dari Sungai Batang Anai yang meluap. Kerugian di Padang Pariaman diperkirakan mencapai Rp312,1 juta.
Bencana yang melanda Sumbar pada Sabtu (11/5) mengakibatkan 61 orang meninggal dunia dan 11 orang masih dalam pencarian. Dari 11 orang itu, menurut Ilham, satu orang di Kabupaten Agam dan sisanya di Kabupaten Tanah Datar. “Tim SAR bersama tim gabungan masih terus melakukan pencarian di lapangan. Pencarian diperluas hingga ke perbatasan Riau,” katanya, Senin (20/5).
Lebih jauh, ia menjelaskan, di Kabupaten Agam, bencana banjir bandang lahar dingin dan tanah longsor, tercatat telah menyebabkan 22 orang meninggal dunia, 144 orang mengungsi, 16 orang luka-luka, serta satu orang masih sedang dalam proses pencarian.
Bencana di Kabupaten Agam, juga telah merusak delapan jembatan, lima masjid, tiga sekolah, 10 fasilitas umum, dan satu unit fasilitas kesehatan. Kemudian, satu unit rumah tertimbun, 19 rumah rusak ringan, 125 rusak sedang, dan 88 rusak berat. Di samping itu, ada empat ekor sapi dan enam kambing mati serta 102 hektare lahan pertanian rusak, ditambah 17 unit irigasi rusak.
Lalu, di Kabupaten Tanah Datar, banjir lahar dingin Gunung Marapi dan galodo dari Gunung Singgalang mengakibatkan 27 orang meninggal, 20 luka-luka, 13 dalam pencarian, dan 2.861 orang mengungsi.
Bencana di Tanah Datar juga merusak 36 jembatan, 19 masjid, satu sekolah, dan 20 sarana perdagangan. Sebanyak 34 rumah rusak ringan, 144 rusak sedang, dan 100 rusak berat serta 23 rumah hanyut. Bencana juga menyebabkan 3.032 sapi/kambing/itik mati, 411,511 hektare lahan pertanian rusak, 16 irigasi rusak.
Di Padang Panjang tercatat dua orang meninggal, satu luka-luka, dan 198 jiwa mengungsi. Lalu, lima hektare lahan pertanian rusak, satu jalan rusak, dua rumah rusak berat, enam rumah terendam, dan dua rumah hanyut.
Di Padang Pariaman tiga orang meninggal dunia, 33 luka-luka, dan 35 KK mengungsi. Kemudian, 18 hektare lahan pertanian rusak dan 26 unit rumah terendam. Di Kota Padang juga terdapat dua korban jiwa dan enam orang luka-luka.
“Data ini masih bersifat sementara. Jumlah korban masih berpotensi bertambah karena proses pencarian dan evakuasi masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan,” kata Ilham. (*)