Ketua LKAAM Sumbar Fauzi Bahar :  Generasi Muda Harus Waspadai Ancaman Teknologi

PADANG, HARIANHALUAN.ID — Ketua LKAAM Sumbar Fauzi Bahar Dt. Nan Sati sependapat, pada momentum Hari Kebangkitan Nasional tahun ini, Sumbar harus segera bangkit dan berbenah dari keterpurukan.

Menurut mantan Wali Kota Padang dua periode ini, satu hal yang sangat krusial untuk dibenahi dan ditingkatkan adalah kualitas institusi pendidikan serta ketahanan keluarga yang notabene merupakan prasyarat dasar lahirnya SDM Sumbar yang kuat, cerdas, beriman, dan unggul.

“Sumbar pernah melahirkan para tokoh-tokoh hebat pendiri republik. Mulai dari Mohammad Hatta, Syahrir, Tan Malaka, dan seterusnya. Sejarah itu harus kembali kita ulang. Perlu disemaikan lagi dan itu dimulai dari pembangunan manusia,” ujarnya. 

Fauzi Bahar menuturkan, kualitas generasi muda Sumbar saat ini mendapatkan ancaman dan tantangan serius dari pesatnya laju perkembangan teknologi informasi, penggunaan gawai, narkoba, perjudian online, pergaulan bebas, LGBT, serta berbagai bentuk kenakalan remaja lainnya.

Menyadari hal itu, ketika masih menjabat Wali Kota Padang, dirinya lewat Dinas Pendidikan, membuat komitmen sejak awal dengan seluruh calon peserta didik yang hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Perjanjian itu berisi, siapapun pelajar yang kemudian tertangkap tangan oleh petugas Satpol PP sedang melakukan perjudian, berbuat susila, tawuran, dan sebagainya, akan dikeluarkan di sekolah dan tidak bisa lagi bersekolah di Kota Padang.

“Itu bunyi pernyataannya. Korbannya hanya tiga orang pelajar yang berkelahi. Mereka dikeluarkan dari sekolah. Sekalipun orang tuanya orang berpengaruh saya tak peduli. Sebab, saya sedang berupaya memaksa agar para orang tua nyinyir dan  punya kontrol ketat terhadap anaknya masing-masing,” katanya.

Kebijakan tegas tanpa pandang bulu itu, kata Fauzi Bahar, juga diterapkan pada sistem Penerimaan Siswa Baru (PSB) Online Kota Padang tahun 2007. Bahkan saat itu, anak kandungnya sendiri selaku wali kota pun, tidak bisa bersekolah di sekolah unggul karena memang nilainya tidak memenuhi persyaratan.

“Pil pahit itu sengaja saya telan, saya ingin memberi contoh dan teladan kepada rakyat. Seorang anak wali kota saja bisa tidak lolos bersekolah di SMP unggulan. Akhirnya saat itu, siswa-siswa yang bersekolah di SMPN 1 Padang adalah mereka yang benar-benar memenuhi syarat, Tidak ada siswa titipan,” ucapnya.

Selain kedisiplinan, Fauzi Bahar juga mendorong agar para siswa di segala tingkatan sekolah, dibiasakan kembali dengan sistem pendidikan Islam. Dalam artian, mereka harus diwajibkan untuk menghafal Al-Qur’an sejak dini.

Pasalnya, mustahil untuk menciptakan generasi muda yang tangguh, cerdas dan unggul apabila diri mereka masing-masing tidak dibekali dengan ilmu agama yang kuat dan mengakar.

Langkah itu telah dilakukannya ketika memimpin Kota Padang beberapa tahun lalu. Bukti keberhasilan setelah diberlakukannya program Pesantren Ramadan di era kepemimpinannya itu, sempat terjadi “panen raya” hafiz Al-Qur’an di Kota Padang. “Generasi muda Sumbar harus kembali disibukkan dan dialihkan dengan hal-hal positif agar tidak masuk ke dalam jurang kenakalan remaja,” ucapnya.

Fauzi Bahar menilai, ancaman yang sangat perlu diwaspadai dihadapi generasi muda Sumbar hari ini, adalah penggunaan gawai yang begitu masif menyita energi dan waktu. Padahal penelitian terbaru menyatakan, anak-anak yang terpapar gawai dalam waktu cukup lama, rentan mengalami gangguan kejiwaan atau bahkan kerusakan penglihatan sehingga harus mengenakan kacamata.

“Jika kita tanyakan kepada anak-anak kecil zaman sekarang, mereka pasti bercita-cita menjadi pilot, dokter, polisi, dan sebagainya. Lalu bagaimana bisa mereka menggapai cita-citanya jika mata mereka telah rusak?” katanya.

Berangkat dari kondisi itu, Ketua LKAAM Sumbar yang notabene merupakan Mamak dari seluruh anak kemenakan di Sumbar ini, meminta agar seluruh siswa-siswi di seluruh sekolah di Sumbar kembali diwajibkan menghafal Al-Qur’an.

“Jika ingin Sumbar kembali berjaya melahirkan calon-calon pemimpin yang unggul dan berkualitas, maka program-program pendidikan bernafaskan Al-Qur’an seperti itu perlu terus dilanjutkan,” ujarnya. (*)

Exit mobile version