Kerahkan Tim Drone, BNPB Petakan Titik Potensi Galodo Susulan di Tanah Datar

Tim drone BNPB menerbangkan pesawat nirawak tetracopter di Tanah Datar guna pemetaan wilayah terdampak galodo Marapi dan pemetaan titik potensi bencana galodo susulan pada Minggu (26/5). IST/BNPB

TANAHDATAR, HARIANHALUAN.ID– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan tim drone untuk pemetaan yang lebih luas terhadap area terdampak galodo Marapi, sekaligus memetakan potensi bencana galodo susulan yang mungkin terjadi.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan pemetaan kali ini tim bergerak menuju lereng Gunungapi Marapi di sisi Kabupaten Tanah Datar dengan titik fokus di wilayah Sungai Jambu, Pasir Lawas, dan Sigarunggung. 

“Aliran sungai yang berhulu ke Marapi di tiga wilayah ini disinyalir terdapat material batuan yang mengganjal dan berpotensi menghambat jalannya aliran air,” ujarnya, Senin (27/5).

Sebelumnya, BNPB besama dengan perwakilan forkopimda Tanah Datar telah melakukan pemantauan udara dengan menggunakan helikopter di tiga titik lokasi ini namun tidak mencapai hasil yang maksimal karena kendala cuaca.

Area pemetaan yang digunakan kali ini secara umum mengacu pada wilayah kerja yang sudah disiapkan berdasarkan hasil analisis dan laporan area terdampak yang dapat dicek melalui portal inaRisk (https://inarisk.bnpb.go.id/tanggapdarurat_sumbar)

Ia menjelaskan, Dengan keadaan cuaca mendung disertai gerimis ringan, pada operasi drone tim berhasil menerbangkan pesawat nirawak berwarna oranye hingga ketinggian 200 meter yang mencakup area seluas 40 hektar.

“Hasil pemantauan visual yang didapatkan kali ini antara lain belum ditemukannya batu besar yang akan berpotensi menjadi blocking aliran air yang berpotensi menyebabkan galodo susulan pada alur sungai Jambu, Pasir Lawas, dan Sigarunggung,” ujarnya.

Abdul menambahkan, tindak lanjut hasil pemetaan hari ini akan menjadi acuan untuk pelaksanaan upaya penanganan darurat sesuai empat kesepakatan langkah lanjutan penanganan banjir lahar hujan di Sumatra Barat yaitu normalisasi aliran sungai, pemasangan unit early warning system (EWS), demolish, dan pembangunan sabo dam. (*)

Exit mobile version