PADANG, HARIANHALUAN.ID- Sumatra Barat (Sumbar) memang tak punya industri besar untuk memacu mesin ekonominya seperti provinsi lain. Namun, Sumbar punya potensi lain yaitu pertanian, wisata, dan pendidikan.
Tiga sektor ini kalau dikelola dengan maksimal digadang-gadang bakal menjadi support kebangkitan Sumbar ke depan. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (UNAND), Prof Dr Syafruddin Karimi, menekankan perlunya kebijakan pemulihan ekonomi yang tepat sasaran oleh pemerintah daerah di Sumbar.
Dengan melihat potensi daerah dan kebutuhan masyarakat, Sumbar bisa bangkit dari perlambatan ekonomi yang sudah berlangsung sejak tahun 70-an.
“Sumbar mengalami perlambatan ekonomi bukan hanya karena bencana alam, tetapi juga karena kurangnya investasi industri baru di luar pabrik semen dan tambang batu bara yang sudah ada sejak lama,” ujar Prof Syafruddin kepada Haluan pada Selasa (28/5/2024).
Ia menjelaskan bahwa stagnansi ekonomi ini menyebabkan banyak angkatan kerja baru tidak terserap, sehingga banyak anak muda yang merantau keluar daerah dan hanya kembali ke Sumbar untuk bertani di masa tua.
Untuk mengatasi masalah ini, Prof Syafruddin menyarankan agar pemerintah daerah memperbaiki iklim dan ekosistem investasi di Sumbar.
“Masih ada anggapan bahwa berinvestasi di Sumbar sulit karena keterkaitan dengan tanah komunal ulayat atau suku yang banyak terdapat di sini. Masyarakat Sumbar sebenarnya realistis dan tidak anti investasi, asalkan mereka melihat keuntungan yang jelas dan konkret,” katanya.