“Pada 4 Juli 2024 ada laporan dari beberapa daerah upaya pengusiran guru honorer itu kejadian masif. Oleh karena itu, sedang ada PHK besar-besaran terhadap guru honorer di seluruh Indonesia,” kata Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu (17/7).
Pernyataan Iman disampaikan menyangkut kabar pemecatan yang menimpa guru honorer di Jakarta. Iman menduga pemecatan di Jakarta berpeluang terjadi pula di daerah lain. “Umumnya bisa dikatakan tata kelola guru kurang lebih amburadul ya. Kejadian cleansing guru honorer di Jakarta boleh disebut fenomena gunung es,” ujar Iman.
Iman menemukan di Garut, Jawa Barat ternyata para guru honorernya ada yang kehilangan jam mengajar. Padahal jam mengajar ibarat nyawa bagi guru honorer.
“Sampelnya ada di Garut. Selama tiga kali seleksi PPPK, yang disebut cara menyelamatkan guru honorer, ternyata ada korban. Korbannya guru honorer juga. Tiap ada kelulusan PPPK yang sebagian guru honorer, ternyata menggeser keberadaan guru honorer dengan cara mengambil jam. Sehingga keresahan ini terus memuncak,” ujar Iman.
Di Lampung Utara, Lampung Iman mendapati polanya berbeda dari di Jawa Barat. Para guru honorer disana dibiarkan saja tanpa ada upaya mengangkat derajat mereka. Bahkan mereka tak punya kesempatan ikut seleksi PPPK.
“Di Lampung Utara metode beda. Di Jabar metode pengurangan jam. Di Lampung utara nggak ada seleksi PPPK. Mereka terus honorer sampai Desember 2024, maka karirnya stop. Mereka juga nggak ada kesempatan berkompetisi seleksi PPPK,” ujar Iman.