PADANG, HARIANHALUAN.ID – Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang, mencatat sebanyak 144 kebakaran di Kota Padang sejak bulan Januari hingga Juli. Penyebab kebakaran didominasi oleh korsleting listrik.
Kepala Bidang Operasi (Kabid Ops) dan Sarana Prasarana (Sarpras) Dinas Damkar Kota Padang, Rinaldi menjelaskan objek yang terbakar didominasi oleh rumah yang ditempati warga dengan jumlah 36 unit. Selain kebakaran rumah pribadi, kebakaran juga melalap lahan, bangunan, kabel listrik, pohon, dan gedung.
Ia menjelaskan, sebanyak 15 kali kebakaran di Kota Padang terjadi pada bulan Januari, bulan Februari kebakaran terjadi sebanyak 26 kali, bulan Maret sebanyak 17 kali, April sebanyak 16 kali, bulan Mei sebanyak 19 kali, bulan Juni sebanyak 15 kali dan bulan Juni 36 kali kebakaran.
“Bulan Juni memang paling banyak peristiwa kebakaran karena selain korsleting listrik, cuaca panas ekstrim juga jadi pemicu terjadinya kebakaran yang mengakibatkan beberapa lahan terbakar. Ditambah lagi banyaknya pembakaran lahan kering dan banyaknya masyarakat yang membakar sampah sembarangan,” katanya Selasa (20/8).
Sementara itu, pada bulan Februari, katanya terjadi 26 kali peristiwa kebakaran. Pada Februari kebakaran rumah dan bangunan paling banyak terjadi.
“Untuk kebakaran yang melalap rumah terjadi enam kali, kebakaran warung satu kali, kebakaran bangunan berupa masjid, sekolah dan perkantoran terjadi sebanyak lima kali. Sementara itu 10 kali kebakaran lainnya melalap pohon sebanyak tiga kali, lahan dan korsleting listrik,” ujarnya.
Mengingat jumlah peristiwa kebakaran yang sudah terjadi hingga Februari ini, pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi terjadinya kebakaran, karena akan memakan kerugian hingga miliaran.
“Kita imbau kepada masyarakat agar waspada dan memperhatikan potensi yang akan menyebabkan kebakaran hingga ke detail paling kecil. Mulai dari saat meninggalkan rumah, periksa kompor gas, mencabut aliran listrik yang tidak perlu. Kita harus aware terhadap hal-hal kecil seperti itu. Selain waspada, itu juga bentuk dari gaya hidup hemat listrik,” ucapnya.
Selanjutnya, ia juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah di kawasan lahan kering. Karena, dalam kondisi cuaca yang panas, hal itu akan berpotensi api menjalar ke area lahan kering tersebut.
“Cuaca panas juga bisa jadi pemicu terjadinya kebakaran. Oleh karena itu, kepada masyarakat, kita ingatkan kembali agar tidak melakukan pembakaran sembarangan,” kata Rinaldi. (*)