“Ini yang terjadi di Lembah Anai, Ngarai Sianok maupun di beberapa nagari yang berada di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi. Ketika terjadi peningkatan curah hujan, daerah itu sangat rawan tersapu banjir bandang,” jelasnya lagi.
Oleh karena itu, Walhi Sumbar, kata Tomi, mendorong pemerintah daerah di Sumatra Barat untuk benar-benar menerapkan konsep pariwisata berkelanjutan berwawasan lingkungan.
Jangan sampai kata dia, tujuan mulia pemerintah daerah untuk menggerakkan perekonomian masyarakat lewat sektor pariwisata, malah menjadi petaka nan menimbulkan kerugian luar biasa di kemudian hari.
“Walhi menilai,pariwisata berkelanjutan berwawasan lingkungan serta mempertimbangkan kerawanan bencana adalah harga mati. Bencana yang terjadi di Lembah Anai dan Ngarai Sianok, harus membuat pemerintah sadar bahwa zonasi kawasan rawan bencana dan aturan RTRW itu harus benar-benar diterapkan,” pungkasnya. (*)