Tambang batu bara Ombilin Sawahlunto memiliki perjalanan panjang tentang sebagai sebuah warisan budaya yang bahkan melibatkan daerah-daerah lain di Sumatra Barat ini, mulai dari Sawahlunto sampai ke Pelabuhan Teluk Bayur Padang.
Lintasan rel kereta api sepanjang 155 kilometer, termasuk di Singkarak Kabupaten Solok, telah meninggali budaya-budaya yang berkembang. Seperti yang dimainkan Sanggar Seni Bakuriang Jaya melalui Randai “Limau Kacang” yang kaba-nya melatarbelakangi sejarah tambang batu bara Ombilin di Sawahlunto. Adanya pertunjukan Randai “Limau Kacang” yang menceritakan perjalanan Bujang Izal menjual limau kacang, telah menjadi narasi kecil sebagai pelengkap cerita tentang pensejarahan tambang batu bara Ombilin sebagai penguat narasi WTBOS yang telah berstatus diakui dunia oelh UNESCO tersebut. (*)