SOLOK, HARIANHALUAN.ID — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok melaporkan, jumlah korban longsor tambang ilegal mencapai 25 orang. 13 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia, sedangkan 12 lainnya selamat.
Korban selamat masih berada dalam perawatan di sejumlah rumah sakit. Meski semua korban telah berhasil dievakuasi, namun peristiwa ini menyisakan pilu bagi keluarga korban. Harapan untuk membawa pulang sekeping emas, berakhir tragis.
Salah satu korban selaman Longsor Tambang Ilegal, Riski Adrikul Putra (21) asal Nagari Salimpek, mengalami luka dan cedera patah tulang akibat tambang yang longsor di Kabupaten Solok.
Ia menceritakan, kejadian naas yang menimpanya tersebut berawal saat ia dan kawan-kawannya dengan jumlah mencapai puluhan orang turun ke lubang tambang sesaat setelah hujan berhenti.
“Namun, baru saja sampai turun ke dasar lubang, seorang teman yang masih berada di pondok kemudian berteriak memberi peringatan kepada kami agar segera lari dari lokasi tersebut,” ujarnya, Minggu (29/9).
Akan tetapi, tak sampai hitungan detik, material longsor dengan jumlah besar tersebut sudah jatuh, sehingga ia dan kawan-kawannya tidak sempat lari dan menghindar dari kejadian tidak diinginkan tersebut.
Dari pengakuan Riski, ia dan puluhan lainnya yang selamat dari musibah itu, terselamatkan karena terdorong ke tepi lubang tambang akibat gelombang air yang tercipta saat material longsor memenuhi lubang tambang.
Riski menyebutkan, di lokasi terdapat lebih kurang 30 lubang dengan ratusan penambang, yang berasal dari berbagai daerah di tiga kabupaten terdekat. Lubang tambang tersebut berada di tepi tebing yang tingginya mencapai lebih kurang 20 meter. (*)