PADANG, HARIANHALUAN.ID – Dinas Pertanian Kota mencatat jumlah lahan sawah di Padang menyusut hingga 1.000 hektar. Saat ini total lahan sawah di Kota Padang berdasarkan penghitungan kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) seluas 4200 hektar.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani mengatakan, perkiraan lahan sawah di Kota Padang saat ini menurut penghitungan kementerian ATR/BPN seluas 4200 hektar.
Ia menjelaskan, luas lahan sawah itu dipetakan pada tahun 2019 kondisi eksistingnya masih 5200H. Penghitungan luas lahan ini memakai metode eksisting. “Artinya kita lakukan peninjauan untuk kepastian data dan informasi lahan sehingga nanti datanya akurat dan relevan. Sedangkan lahan sawah yang harus dipertahankan sampai 2030 seluas 2400H,” kata Yoice.
Ia mengatakan, alih fungsi lahan sawah yang terjadi disebabkan karena pertumbuhan penduduk di wilayah kota yang semakin bertambah.
“Kalau jumlah penduduk bertambah, otomatis akan ada pula pertambahan lahan yang digunakan untuk membangun. Katakanlah membangun rumah atau infrastruktur lainnya. Hal itu tidak bisa kita pungkiri. Maka oleh karena itu, kita perlu memperhatikan Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW), artinya ada lahan yang harus dipertahankan dan tidak boleh dialihfungsikan,” ujarnya
Ia mengatakan, lahan sawah yang ada di Kota Padang tersebar di seluruh kecamatan kecuali di Kecamatan Padang Barat.
“Untuk sepuluh kecamatan tersebut yang paling luas dan strategis ada di Kecamatan Koto Tangah. Ada beberapa program yang kami laksanakan untuk meningkatkan produksi padi. Seperti meningkatkan prasarana pertanian, rehab irigasi tersier, menyalurkan bantuan sarana produksi pertanian seperti pemberian bibit unggul,” tuturnya.
Untuk mempertahankan ketahanan pangan, Yoice mengatakan pihaknya juga bekerjasama dengan pihak pihak terkait. Seperti kerjasama dengan dinas pangan dan dinas perikanan. Tentu kerjasama juga terjalin sampai ke masyarakat.
“Karena bagaimanapun, yang akan menggarap lahan pertanian adalah petani itu sendiri, maka oleh karena itu kita tetap adakan program untuk ketahanan pangan tersebut,” katanya.
Ia menjelaskan, sejauh ini tidak ada rencana perluasan lahan sawah. Karena yang terjadi adalah lahan sawah semakin lama semakin berkurang karena semakin luasnya lahan pembangunan. Perluasan lahan di kabupaten juga sangat berpengaruh kepada peningkatan produksi beras.
“Untuk di Kota Padang, tidak ada perluasan lahan sawah. Biasanya perluasan lahan dilakukan di kabupaten, nanti dari sanalah kami memasok beras untuk memenuhi target konsumsi beras di sini,” katanya.
Oleh karena itu, ia mengatakan pihaknya terus meningkatkan produktivitas lahan sawah agar produksi beras tidak terganggu.
“Kami berusaha untuk meminimalisir gangguan dengan meningkatkan produksi, tapi biasanya produksi per hektar itu lima ton,” ujar Yoice. (*)