Mega Sprey & Gorden, Punya Omzet Rp20 Juta per Bulan

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Bisnis gorden sampai saat ini masih jadi salah satu peluang untuk mencari cuan. Salah satunya Mega Sprey & Gorden yang telah beroperasi dari tahun 2016 beralamat di Jalan Perdana Aie Pacah, Koto Tangah, Kota Padang.

Owner Mega Sprey & Gorden, Megawati menceritakan perjalanan usahanya ini bermula sebagai seorang karyawan di sebuah toko gorden. Seiring berjalan waktu usaha gordennya kini telah memiliki dua toko.

“Awalnya saya bekerja di sebuah toko gorden. Dari sanalah saya  banyak belajar tentang gorden serta melihat peluang usaha gorden prospeknya cukup menjanjikan. Makanya dari sini saya mulai tertarik dengan usaha gorden ini,  Alhamdulillah banyak yang suka hingga  sekarang sudah hampir 8 tahun,” ujarnya.

Menurutnya, bahwa gorden menjadi sebuah pelengkap dalam sebuah rumah, Selain sebagai tirai, pemilihan motif dan warna gorden tersebut pastinya akan memperindah suatu bangunan. Maka dari itu Mega mengaku terus belajar agar produk yang diproduksi tidak ketinggalan zaman.

“Perkembangan zaman yang cepat menuntut kita terus berinovasi supaya produk yang kita hasilkan tidak monoton. Maka kita terus mengembangkan ide dari berbagai referensi baik itu dari buku dan internet,” ujarnya.

Adapun yang produk yang ditawarkan tokonya yakni, gorden, sprey, roller dan vertikal blind serta berbagai sarung bantal. Sprey dibanderol mulai dari Rp 180 ribu hingga Rp 350 ribu sedangkan satu set dengam bed cover seharga Rp 850. Ribu.

Sementara untuk harga gorden dihitung per meternya. Mulai dari Rp 80 ribu hingga dengan Rp 350 ribu per meternya tergantung kualitas bahan dan motif yand dipilih konsumen.

“Biasanya untuk bahan premium itu banyak yang memesan dari hotel-hotel, penginapan dan perkantoran. kita juga ada harga yang paling murah untuk gorden dengan Rp 30 ribu per meter,” ujarnya.

Berkat dedikasi dan kegigihannya dalam membangun usaha, kini tokonya mampu meraup omzet mencapai Rp 20 juta per bulan. Bahkan omzetnya meningkat di musim tertentu seperti sebelum dan pasca hari raya.

“Karena biasanya pada musim itu banyak masyarakat yang menggelar pesta pernikahan. Makanya jumlah pemesan menjadi meningkat,” ujarnya.

Ia mengatakan, dalam satu hari tokonya mampu memproduksi tiga set sprey sedangkan untuk membuat sprey bisa 50 meter satu hari. Dalam pembuatan produknya ia dibantu oleh tiga orang karyawan untuk mempercepat waktu pengerjaan.

“Kadang-kadang untuk gorden yang besar dan lebar kita juga agak lama pengerjaannya,” ujarnya.

Katanya, dengan memanfaatkan media sosial strategi pemasaran menjadi efektif sehingga membantu dalam memperluang jangkauan bisnisnya.

“Dengan begitu produk kita terjual tidak hanya di Kota Padang saja, bahkan ada yang memesan dari luar Sumbar seperti Batam dan Jambi,” ujarnya. (*)

Exit mobile version