PADANG, HARIANHALUAN.ID — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat atau Pemprov Sumbar menyediakan 2.000 hektare lahan untuk mempercepat pelaksanaan program cetak sawah seluas tiga juta hektare di Indonesia.
Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun) Sumbar, Ferdinal Asmin menyebutkan, pihaknya mendukung penuh langkah pemerintah pusat mencetak sawah baru untuk mewujudkan swasembada pangan.
Ia menyatakan, setidaknya ada sekitar 2.000 hektare lahan yang tersebar di wilayah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) dan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), yang bisa dibuka untuk sawah baru. Lahan-lahan tersebut merupakan merupakan lahan perbukitan dan lahan gambut.
“Kami dari pemerintah daerah (pemda) sangat mendukung program tersebut. Karena sudah saatnya kita memperkuat swasembada pangan, sehingga tidak perlu lagi impor beras,” katanya, Senin (28/10).
Ferdinal menuturkan, kendati belum menerima informasi tentang berapa jatah yang akan diterima Sumbar, namun ia meyakinkan bahwa Sumbar sudah menyiapkan lahan untuk cetak sawah baru.
“Belum ada informasi yang kami terima berapa alokasi untuk Sumbar. Tapi yang jelas, kami sudah siap dengan lahannya,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menugaskan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mempercepat pelaksanaan program cetak sawah tiga juta hektare. Langkah itu sebagai upaya ketahanan sekaligus swasembada pangan.
“Kami ditugaskan oleh Bapak Presiden untuk melakukan percepatan cetak sawah yang saat ini posisi di Merauke, sudah kami mulai, Kalimantan Tengah kami sudah mulai,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Dia mengatakan, dalam waktu dekat, program cetak sawah akan dilakukan juga di Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, dan wilayah lainnya. Selanjutnya, pemerintah juga akan terus memberikan perhatian kepada petani dari segi hulu, yaitu terkait sarana produksi termasuk pupuk.
“Beliau (Presiden) sudah memerintahkan untuk mengecek tambahan pupuk itu 100 persen, yang dulu itu dicek apa benar sudah sampai ke tingkat petani. Kemudian oplah (optimalisasi lahan), kami tindak lanjuti,” ujar Amran. (*)