Kurikulum yang fleksibel juga diperlukan agar guru dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. Ini dapat diwujudkan melalui integrasi teknologi digital, seperti platform pembelajaran daring dan alat simulasi berbasis komputer, yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan interaktif.
Dengan adanya sumber daya dan dukungan yang memadai, guru dapat lebih kreatif dalam merancang pembelajaran yang inovatif dan relevan.
Keberhasilan penerapan model terhubung dalam pendidikan STEM memerlukan komitmen jangka panjang dari berbagai pihak. Namun, dengan upaya yang tepat, pendidikan STEM di Indonesia dapat menjadi lebih inklusif, inovatif, dan efektif dalam mempersiapkan generasi muda untuk bersaing di kancah global.
Integrasi pendidikan STEM melalui model terhubung dalam Kurikulum Merdeka adalah langkah strategis yang sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan era globalisasi dan perkembangan teknologi.
Pendekatan ini tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika, tetapi juga mengembangkan keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan kemampuan pemecahan masalah. Melalui pembelajaran yang berbasis proyek dan lintas disiplin, siswa didorong untuk terlibat aktif dalam eksplorasi konsep dan aplikasinya di dunia nyata.
Namun, agar implementasinya berjalan optimal, diperlukan komitmen bersama dari berbagai pihak, termasuk sekolah, pemerintah, industri, dan masyarakat. Tantangan seperti kurangnya pelatihan guru dan keterbatasan sumber daya harus diatasi dengan pelatihan berkelanjutan, dukungan teknologi, dan kolaborasi lintas sektor.
Dengan pendekatan yang komprehensif ini, kita dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung terciptanya generasi inovatif yang mampu beradaptasi dan memimpin perubahan di masa depan.