Gerai Minang Mart yang masih tersisa itu satu terdapat di Sungai Lareh, Lubuk Minturun; di Jalan By Pass Kilometer 11; dan di Jalan Kurao, Siteba. Sementara satu gerai di Indarung diketahui sudah berganti nama.
Menelusuri permasalahan yang dihadapi Minang Mart, tim Haluan mencoba menanyakan hal ini kepada Direktur PT. RMM, Syaiful Bahri, sebagai pihak swasta yang dipercaya mengelola ritel tersebut. Namun, saat dihubungi Syaiful Bahri menolak memberi keterangan terkait perkembangan terkini Minang Mart. “Saya tidak ada waktu,” ujar Syaiful Bahri singkat saat dihubungi via telepon.
Saat ditelusuri ke lapangan terkait kondisi terkini Minang Mart yang masih berdiri, pelaku usaha yang menjalankan juga menolak memberi keterangan. Mereka enggan berkomentar bagaimana perkembangan dan status ritel tersebut saat ini, apakah masih di bawah binaan PT. RMM atau sudah jalan sendiri. “Saya tak bisa menanggapi,” ucap pelaku usaha ritel Minang Mart di Sungai Lareh, Lubuk Minturun saat diwawancarai Haluan, Sabtu (9/11) kemarin.
Sementara dari pihak Pemprov, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Sumbar, Arry Yuswandi juga tak bisa memberi keterangan, lantaran dirinya masih baru di jabatan yang sekarang. Ia menyerahkan agar yang memberikan keterangan adalah Kepala Biro Perekonomian.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumbar, Kuartini Deti Putri saat ditanyai persoalan ini juga tidak memberi tanggapan. Ketika coba ditemui di kantornya, Kamis (7/11), Kepala Biro Perekonomian tidak berada di tempat karena ada agenda kerja di Jakarta. Saat dihubungi via telepon, juga tidak ada jawaban. Pesan WhatsApp dari Haluan hanya dibaca. Hingga berita ini diturunkan, tim Haluan masih mencoba mendapatkan konfirmasi dari pejabat terkait.
Di sisi lain, Direktur PT Grafika Jaya Sumbar periode 2023-2027, Abrizaldi saat ditemui Haluan di kantornya pada Rabu (6/11) kemarin juga mengaku tidak mengetahui terkait keterlibatan PT. Grafika Jaya dalam pengelolaan Minang Mart beberapa waktu lalu.