Ia juga meminta para calon tidak tersandera akan kepentingan politik ataupun kepentingan bisnis anggota mereka sehingga bersikap adil dan tidak tebang pilih.
Penerapan kebijakan pasar tradisional dan ritel modern tidak boleh bersebelahan harus lebih ditegaskan. Tidak hanya sebuah tulisan di atas kertas saja.
“Kita harus cermat memahami modernisasi. Karena ada sebab akibatnya. Saat ritel raksasa dengan modal besar dibangun di dekat pasar tradisional, toko-toko di sebelahnya mati,” katanya.
Satu hal yang perlu digarisbawahi, sambung Sepriadi, jika banyak usaha-usaha kecil tutup akan berpengaruh pada ekonomi suatu daerah. Ekonomi terganggu erat kaitannya dengan keamanan dan ketertiban masyarakat. Bukan tidak mungkin saat ekonomi sulit, memicu kriminalitas.
“Harapan Apris Sumbar, pemerintah maupun cakada yang saat ini mencalonkan diri harus inklusif dan kolaboratif membangun Kota. Kita tidak dipihak manapun. Karena ritel-ritel modern besar lokal itu juga anggota Apris, namun harapan kita bisa bergandengan tangan dan berkolaborasi. Dan tidak terjadi gap antara ritel besar dan UMKM kecil ” tuturnya. (*)