“Jika terjadi hujan deras, tumpukan material vulkanik di atas Gunung Marapi bisa terpicu menjadi banjir lahar dingin,” kata Desindra.
BMKG sendiri diketahui telah memasang alat deteksi dini atau early warning system (EWS) untuk mendukung pemantauan intensitas hujan di kawasan rawan bencana di sekitar Marapi. “Dengan EWS ini, kita bisa segera menyampaikan peringatan kepada masyarakat jika terdeteksi potensi hujan deras atau ekstrem di sekitar Gunung Marapi,” ujarnya.
Terpisah, Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Ilham Wahab menyatakan, seiring dengan peningkatan status dan aktivitas Gunung Marapi, pihaknya memperhitungkan potensi banjir lahar dingin, terutama di musim hujan.
“Curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan risiko banjir lahar dingin. Kami menghimbau masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Marapi untuk waspada. Sebagai langkah antisipasi, kami telah memasang EWS di beberapa sungai utama. Namun, masih ada sungai lain yang perlu dipantau. Upaya ini akan terus kami tingkatkan,” katanya.
Dengan kenaikan status Gunung Marapi ke Level III (Siaga), BPBD Sumbar bersama instansi terkait terus melakukan upaya mitigasi dan koordinasi untuk memastikan keselamatan masyarakat. Masyarakat diimbau untuk mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang dan tidak terpancing oleh informasi yang tidak jelas sumbernya.
“Kami berharap seluruh masyarakat tetap tenang namun waspada. Ikuti arahan dari petugas di lapangan dan selalu perhatikan perkembangan informasi terkini,” katanya. (*)