PADANG, HALUAN—Karakter bangsa dan ketahanan nasional menjadi senjata utama bagi generasi muda bangsa untuk bersaing di tengah era globalisasi. Sebab, tanpa kesiapan persenjataan tersebut, generasi muda akan terlindas oleh globalisasi yang hadir di tengah persaingan global yang berlangsung sepanjang waktu.
Penekanan itu disampaikan Pati Mabes TNI AL, Laksamana Pertama (Laksma) TNI Hargianto Sutan Lauik Sati Nan Batuah, SE, MM, M.Si (han), saat menjadi narasumber di kelas Sumbar Leader Mentoring Camp (SLMC), yang ditaja oleh SBLF Riset selama dua bulan sejak 12 November 2021 yang lalu.
“Hal pertama yang perlu saya ingatkan pada generasi muda adalah, bahwa ilmu dan pengalaman itu harus sejalan beriringan. Ilmu itu soal siapa yang duluan membaca dan belajar, dan pengalaman itu soal siapa yang duluan melakukan,” ucap mantan Danlantamal II Padang tersebut.
Ada pun terkait kepemimpinan yang menjadi sasaran utama dari pelaksanaan SLMC, Hargianto menekankan bahwa Ranah Minang telah melahirkan banyak tokoh pemimpin teladan yang berkomitmen pada bangsa dan negara.
“Kita melihat sosok-sosok itu dalam diri Buya Hamka, Bung Hatta, H. Agus Salim, dan lain sebagainya. Mereka semua patut menjadi teladan dan contoh bagi kita dalam kepemimpinan,” sambung lulusan Akabri 1997 itu lagi.
Selain itu, menyikapi perkembangan globalisasi yang terus terjadi, Hargianto menyebut generasi muda berada di persimpangan di antara menerima atau menolak perubahan-perubahan yang terjadi. Menurutnya, hal paling penting adalah membuka diri tanpa harus menghilangkan karakter bangsa.
“Karakter menjadi hal paling penting. Meski pun zaman berubah, digitalisasi berkembang pesat, tetapi kita jangan lantas lupa identitas dan karakter bangsa,” ucap Putra asli Minangkabau itu menekankan.
Sebab globalisasi, katanya lagi, justru akan melindas bangsa-bangsa yang tidak memiliki karakter kuat. Terlebih, saat ini dunia tengah berada dalam situasi persaingan dengan pesaing atau musuh yang tidak terlihat, sehingga ketahanan nasional pun sangat dibutuhkan.
“Ketahanan nasional terdiri dari ketahanan pribadi, ketahanan keluarga, dan ketahanan lingkungan. Kita harus persenjatai diri dengan ini,” katanya lagi.
Dalam kesempatan itu, Laksma Hargianto ikut mengapresiasi SBLF Riset yang menggelar SLMC di tengah kebutuhan bangsa pada calon-calon pemimpin berkarakter kuat di masa depan. Sebab, ia meyakini SLMC akan menjadi wadah yang sangat bagus untuk mempertebal wawasan kebangsaan.
elatihan SLMC sendiri diampu oleh lima mentor berpengalaman. Kelimanya adalah, Edo Andrefson, MM selaku Program Leader, mentoring kelas kewirausahaan bersama Dr. Adli, mentoring kelas politik dengan Dr. Irfan Aulia, mentoring kelas kepeloporan bersama Dr. Handi Risza, dan mentoring kelas pemberdayaan nagari bersama Sultani, M.Si.
“Pelatihan ini digelar selama delapan pekan. Setiap peserta bebas memilih fokus kelas masing-masing, dan menyesuaikannya dengan latar belakang mentor yang akan membimbing. Nantinya, pelatihan akan ditutup dengan camp selama sepekan, yang semua pembiayaan dan pelaksanaannya ditanggung oleh SBLF Riset,” ujar Edo Andrefson. (h/isq)